HUMANIORA

Direktur Diktis: Akademisi PTKI Harus Mampu Membuktikan Al-Quran Tidak Lekang Oleh Zaman

MONITOR, Palopo – Sebagai Umat Muslim memiliki keyakinan bahwa Al-Quran tidak lekang oleh zaman, dan sebagai akademisi di lingkungan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) harus mampu menunjukkan bahwa Al-Quran terus relevan untuk segala waktu dan zaman.

Hal ini terungkap dalam agenda Tadarus Ramadhan dengan tema Membumikan Mahabatillah yang digelar oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis se Indonesia bersama Institut Agama Islam Negeri Palopo, Senin (11/3/2025).

Menyampaikan materi secara daring, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A menuturkan, mulai dari dosen hingga mahasiswa memiliki kewajiban untuk menunjukkan bahwa Al-Quran tidak akan lekang oleh zaman.

“Di satu sisi kita punya keyakinan, di sisi yang lain bahwa Al-Quran itu sudah diturunkan 14 abad yang lalu, bagaimana situasi sosial, situasi keagamaan, situasi politik, situasi apapun itu jelas berbeda dari apa yang kita dapati di masa sekarang. Maka pertanyaannya bagaimana kita menafsirkan Al-Quran, memahami dan menafsirkan pada masa sekarang ini? sehingga kemudian bisa menunjukkan bahwa Al-Quran itu tidak lekang oleh zaman,” tutur Prof Sahiron.

Lebih lanjut ia menekankan, pertanyaan tersebut lah yang harus secara bersama-sama sebagai akademisi PTKI untuk memikirkan jawabannya. Dalam hal ini Prof Sahiron menwarkan pendekatan Ma’na Cum Maghza.

Dimana Ma’na Cum Maghza merupakan hasi penggabungan sejumlah pemikiran mufasir moderen kontemporer yang dalam penggunaannya, terlebih dahulu seseorang harus menggali tiga hal, yang pertama ma’na al-tarikhi atau makna historis, yang kedua adalah al-maghza al-tarikhi atau pesan utama historisnya dan yang ketiga yakni mengembangkan signifikansi teks tersebut kedalam situasi kekinian, atau sesua waktu dan tempat atau yang disebut Al Maghza Al-Mutharrik Al-Mu’asir.

Hal ini juga, tutur Prof Sahiron, sesuai juga dengan pesan Menteri Agama RI Prof. Nasaruddin Umar di berbagai kesempatan, bahwa memahami teks keagamaan untuk menunjukkan bahwa Al-Quran adalah Rahmatan Lil Alamin.

“Pak Menteri sering sekali menyampaikan di dalam banyak kesempatan tentang Kurikulum Cinta, begitu juga dalam hal tafsir, itu koridornya harus rahmatan lil alamin,” tutur Prof Sahiron. (hans)

Recent Posts

DPR Dorong Pemerintah Pusat dan Pemda Kolaborasi Tangani Banjir Jakarta, Jangan Gali Lubang Tutup Lubang

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera memberi perhatian serius terhadap…

3 jam yang lalu

Soroti Bencana Alam di Sejumlah Wilayah, Puan Minta Pemerintah Mitigasi dan Sigap Tangani Korban

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti berbagai bencana alam yang terjadi di…

5 jam yang lalu

Saksi Anak Diduga Diintimidasi di Peradilan Kasus Oknum Polisi Tembak Siswa, DPR: Sejak Awal Sarat Kejanggalan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah mendesak seluruh pihak turut mengawasi proses…

7 jam yang lalu

Bupati Bondowoso Buka Festival Muharram 1447 H dan Luncurkan ‘Bondowoso Berkah’

MONITOR, Bondowoso - Bupati Bondowoso KH Abdul Wahid Hamid meluncurkan “Bondowoso Berkah”, sebuah komitmen dan…

7 jam yang lalu

DPR Bentuk Tim Supervisi, Puan: Penulisan Ulang Sejarah Harus Dilaksanakan Sejelas-jelasnya

MONITOR, Jakarta - DPR RI membentuk tim untuk melakukan supervisi terhadap penulisan ulang sejarah yang…

8 jam yang lalu

Menteri PU Pastikan 63 Lokasi Sekolah Rakyat Tahap IA Siap untuk Tahun Ajaran Baru 14 Juli 2025

MONITOR, Bekasi - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo memastikan dukungan sarana dan prasarana Sekolah Rakyat…

9 jam yang lalu