Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita
MONITOR, Jakarta – Implementasi program Making Indonesia 4.0 diyakini dapat mengakselerasi kinerja industri manufaktur yang akan turut memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, upaya mempercepat penerapan industri 4.0 atau transfromasi digital merupakan strategi kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
“Transformasi industri 4.0 harus dipahami sebagai pinpoint, enabler bagi industri untuk menyelesaikan permasalahan di industrinya dengan teknologi yang tepat, sehingga produktivitas industri tersebut menjadi lebih baik, dan lebih efisien,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Kick-Off Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2025, Seleksi National Lighthouse Industri 4.0, dan Indonesia 4.0 Conference and Expo 2025 di Jakarta, Rabu (19/2).
Untuk pelaksanaan seleksi National Lighthouse Industri 4.0 yang resmi dibuka hari ini, transformasi industri 4.0 menjadi landasan penting. “Saya berharap semakin banyak industri yang bergabung, baik dalam ekosistem National Lighthouse maupun Global Lighthouse Network – World Economic Forum, sehingga kita dapat memiliki lebih banyak role model untuk menyebarkan manfaat mengenai transformasi industri 4.0 di Indonesia,” tuturnya.
Menperin mengemukakan, transformasi industri 4.0 di Indonesia didukung oleh pesatnya perkembangan inovasi di Indonesia. Berdasarkan Global Innovation Index (GII) 2024yang dirilis oleh World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia berhasil naik tujuh peringkat dibanding periode sebelumnya, yaitu di peringkat ke-54 dari 133 negara, dengan skor 30,6. “Indeks ini memberi peringkat negara-negara berdasarkan kinerja inovasinya dan juga memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan di berbagai sektor,” ungkapnya.
Kenaikan peringkat GII Indonesia tidak hanya mencerminkan peningkatan daya saing dalam inovasi, tetapi juga berkontribusi terhadap naiknya World Competitiveness Ranking Indonesia. Berdasarkan laporan Institute for Management Development (IMD) melalui rilis World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 tentang daya saing berbagai negara dunia, daya saing Indonesia berada pada peringkat ke-27 dari 67 negara.
Dalam rilisnya tersebut, IMD menggunakan parameter inovasi dan teknologi sebagai bagian dari beberapa parameter yang berperan dalam kriteria pembobotan dan pemeringkatan. “Artinya Indonesia berada di posisi cukup baik dalam mengadopsi inovasi dan teknologi. Kemudian, bukan cuma peringkat yang kita kejar, tapi juga skor,” imbuhnya.
Pencapaian itu sejalan dengan yang telah dilakukan oleh para industri dalam negeri melalui partisipasi kegiatan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK). “Saya sangat mengapresiasi laporan survei pada perusahaan industri penerima penghargaan RINTEK yang melaporkan bahwa penerapan inovasi rintisan teknologi mampu meningkatkan efisiensi industri sebesar 11% – 48%,” ujar Menperin.
Namun demikian, Menperin menekankan, masih banyak peluang yang harus terus dimanfaatkan oleh para pelaku industri dalam negeri. ”Kita harus terus mengejar inovasi dan kolaborasi agar daya saing industri kita semakin meningkat sehingga kemandirian industri nasional dapat segera tercapai. Jadikan inovasi sebagai investasi yang berharga untuk kemajuan kita bersama,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menyampaikan, Kick Off Indonesia 4.0 Conference and Expo 2025 ini mengundang para pemangku kepentingan kegiatan untuk memberikan informasi dan sosialisasi mengenai pentingnya transformasi digital, khususnya dalam mengembangkan dan implementasi aspek keberlanjutan dalam industri.
“Dalam kegiatan ini akan dipaparkan mengenai alasan pemilihan tema yang diusung dan juga kegiatan-kegiatan pendukung seperti sosialisasi skema untuk pemilihan pemenang Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2025, Seleksi INDI 4.0 Awards, dan juga Seleksi National Lighthouse Industry 4.0 Awards,” papar Andi.
Kegiatan ini juga didukung penuh oleh Dewan Transformasi Digital Indonesia dan Asosiasi Pengusaha TIK Nasional. “Diharapkan, kegiatan ini dapat menarik dan menumbuhkan minat dari para pelaku usaha untuk bergabung ke dalam ekosistem kolaborasi demi mewujudkan smart nation yang baik,” ujar Andi.
Sejak 2019, Indonesia menyelenggarakan event tahunan ini dalam rangka percepatan transformasi digital dan revolusi industri 4.0 dengan nama Indonesia 4.0 Conference & Expo. Kegiatanini merupakan ajang untuk mempertemukan para stakeholder mulai dari pemerintah, industri, provider teknologi, akademisi, konsultan industri, hingga financial sector dalam satu platform yang berorientasi pada transformasi digital industri di Indonesia.
Tahun ini, Indonesia 4.0 Conference and Expo 2025 akan diselenggarakan pada 24-25 September 2025 di Jakarta Convention Center, dengan mengusung tema “Smart Nation 2025: Building Stronger, Moving Faster Toward Sustainability”.Tema ini mencerminkan tekad kita untuk mempercepat pembangunan industri yang berbasis digital, efisien, dan berkelanjutan.
MONITOR, Bandung - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. melalui Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) kembali menunjukkan…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII Ikatan Keluarga Alumni…
MONITOR, Cipularang - Telah terjadi kecelakaan di Ruas Tol Cipularang arah Jakarta, tepatnya KM 91+800…
MONITOR, Jakarta - Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Reguler 1446 H/2025 M sudah berlangsung…
MONITOR, Jakarta - Sejumlah anggota parlemen Malaysia meminta pemerintahan yang berkuasa saat ini untuk berguru…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) melakukan penandatanganan…