MONITOR, Jabar – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tancap gas merealisasikan program revitalisasi tambak Pantura Jawa untuk mendukung pencapaian target swasembada pangan serta mendukung pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). Sosialisasi revitalisasi juga terus dilakukan KKP ke masyarakat agar pelaksanaan program tersebut berjalan optimal nantinya.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu mengungkapkan program pemerintah merevitalisasi tambak Pantura mendapat respon positif. Saat melakukan sosialisasi di Karawang, Jawa Barat, Jumat (7/2) lalu, pihaknya mendapat dukungan dari semua kalangan baik masyarakat pembudidaya, kepala desa, camat, tokoh masyarakat dan agama, penda, hingga wakil rakyat di sana.
“Kami terus melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan Kementerian Kehutanan terkait kawasan hutan untuk ketahanan pangan. Tentunya (revitalisasi tambak di Karawang) tidak akan mengganggu ekosistem mangrove. Karena Hutan mangrove sebagai pelindung bagi budidaya tambak yang berkelanjutan,” tegas Dirjen Tebe dalam siaran resmi KKP di Jakarta.
Calon lokasi revitalisasi tambak Pantura Jawa, tidak hanya dibangun petakan kolam produksi, tapi juga fasilita lain seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengolah air limbah dan juga vegetasi di luaran tambak yang berfungsi sebagai filter agar air yang dialirkan kembali ke laut tidak mencemari lingkungan.
“Dukungan dari masyarakat dan Pemerintah Daerah juga sangat diperlukan untuk ini, antara lain membantu proses clear and clean lahan, ikut menjaga situasi sosial yang kondusif di lokasi revitalisasi dan berperan sebagai tenaga kerja di kawasan tambak nila salin,” jelas Tebe.
Program revitalisasi tambak juga mendapat dukungan dari Anggota DPRD Kabupaten Karawang, Rosmilah. “Asalkan program revitalisasi tambak Pantura ini tidak merugikan masyarakat. Masyarakat sudah bertahun-tahun menetap di Desa Sedari ini dan sampai saat ini masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarganya,” katanya.
Petambak di Desa Sedari, Sentani, juga ikut mendukung program revitalisasi tambak Pantura. Pemilihan ikan nila salin pun dinilainya tepat karena komoditas tersebut memiliki prospek pasar dan harga yang cukup baik. Terlebih kondisi perairan Desa Sedari yang teraliri air sungai dan laut sangat cocok untuk pengembangan budi daya payau. Selain itu, tingginya angka pengangguran di Desa Sedari saat ini akan dapat berkurang dengan adanya program revitalisasi tambak Pantura yang akan banyak menyerap tenaga kerja lokal.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni telah meninjau calon lokasi revitalisasi tambak pantura di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya pada awal Januari lalu. Calon lokasi tersebut merupakan tambak-tambak mangkrak yang berada di lahan milik Kementerian Kehutanan.