Ruchman Basori
Sahabtmu Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor 2015-2024, Tinggal Di Tangerang Selatan.
Innalillahi wainna ilahi rajiun. Sahabatku telah tiada, menghadap Rabnya, memasuki ke alam kebahagiaan abadi. Dunia yang fana menuju alam nirwana yang dirindukan oleh orang-orang yang sholih.
Kaget mendengar Sahabat Muh. Tonang Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Sulawesi Selatan, dipanggil menghadap Alloh Swt. Wafat dalam menjalankan tugas, menghadiri undangan Menteri Agama dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pengadaan Barang dan Jasa (Barjas) yang digelar di Tangerang pada,19 Desember 2024.
Saat jeda kegiatan, almarhum tiba-tiba kolaps di sofa hotel dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Wafat pada Kamis, 19 Desember 2024 Pukul 11.45 WIB. Sungguh duka mendalam bagi Keluarga Besar Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda Ansor, PMII dan tentu Keluarga Besar Kementerian Agama.
Saya shoc mendengar kabar duka ini, dalam perjalanan pulang, seusai membuka kegiatan Pemetaan Kompetensi Bahasa Inggris Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan (PUSPENMA) bekerja sama dengan IIEF di Pusat Pengembnagan Bahasa UIN Sunan Gunungjati Bandung.
Terakhir bertemu dengan Tonang saat sama-sama mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II Angkatan 27 Tahun 2024 , lima bulan penuh. Tugas yang menghimpit dan kegiatan yang padat dari mulai sessi materi demi materi baik luring dan daring, visitasi agenda hingga implementasi proyek perubahan yang selanjutnya diujikan.
Pengkhidmah Sejati
Bagi saya Sahabat Tonang demikian saya memanggilnya, adalah satu diantara sahabat yang tinggal di seberang yang sering berkabar. Terutama soal bagaimana menajamkan khidmah ber-Ansor, perkembangan terkini di daerah sampai hal-hal kecil layaknya seorang sahabat. Kadang juga masalah-masalah terkait di Kementerian Agama, madrasah, pondok pesantre, diniyah dan lain-lain.
Pertama kali bertemu saat Pimpinan Pusat Gerakan pemuda Ansor menggelar Pelatihan Keuangan Syariah bagi Ulama Muda di Palopo, Sulsel. Kita menempuh perjalanan panjang kurang lebih 9 jam dari Makasar ke Palopo, untuk sebuah acara penting menyadarkan tentang literasi keuangan syariah Kyai Muda Ansor bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kira-kira tahun 2012-2014 saat Ketua Umum GP Anso dijabat oleh Sahabat Nusron Wahid.
Keteguhan dan idealismenya mengantarkan Tonang sebagai aktivis gerakan yang sulit dicarikan padanannya. Dia sering bilang ke saya: “Mas Rohman, kita bisa seperti ini karena kita dibesarkan oleh PMII dan juga Ansor, yang diberkati oleh para ulama”, demikian suatu hari, di Makasar.
Ketelatenan dan kesabarannya meramut kader, menjadikan dia sangat dicintai dan dihormati oleh kader-kader di bawahnya. Aktivis seangkatannya juga menaruh hormat dan dia sendiri orang yang sangat hormat dan menjunjung tinggi seniornya.
Sahabat karibnya misalnya Abas sudah dianggapnya seperti saudaranya sendiri yang berjuang kala di PW GP Ansor. Tonang sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Ansor 2010-2015 dan Abas sebagai Kasatkorwil. Saya menjadi saksi betapa Tonang sayang sekali kepada Abbas sampai suatu hari memikirkannya untuk kehidupan sehari-harinya.
Tonang adalah pribadi yang idealis, memperjuangkan kepentingan banyak orang dengan senyap. Dia tidak ingin terkenal, dan kalau di sanjung dia hanya senyum tipis. Lama mengabdi di Kemenag sebagai Humas Kanwil, lalu berpindah menjadi Kabid dan sampai posisi puncak sebagai orang nomor 1 di Kemenag Sulawesi Selatan, yang di lantik oleh Gus Men, Yaqut Cholil Qoumas.
Sungguh menjadi contoh bagi para sahabat. Kesabaran mengikuti proses seraya memberikan yang terbaik untuk kelembagaan Kemenag yang dicintainya. Pun dalam mengarungi seabreg aktivitas dalam jamiyah Nahdlatul Ulama. Bekal beridiologi dan khidmahnya di PMII diteruskan dalam wadah besar GP Ansor lalu puncaknya sebagai Sekretaris Wilayah Nahdlatul Ulama Sulsel.
Dedikasi dan Komitmen
Dalam arena kaderisasi, dapat dikatakan Sahabat Tonang sebagai Pimpinan Wilayah yang dengan sangat baik menerjemahkan dan berkomitmen melakukukan kaderisasi. Mulai dari PKD, DTD hingga PKL dan Pelatihan Instruktur 1. Juga berkomitmen menata dan meningkatkan kapasitas Banser dengan menggelar Diklatsar dan Susbalan. Bahkan saat beliau menjabat digelar Susbanpim di Makasar.
Kita tahu bahwa saat itu, masalah kaderisasi sebagai sesuatu yang baru ditancapkan dan di disiplinkan menjadi tradisi organisasi. Tonang mengawal kaderisasi dengan baik baik pada saat menjabat sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Ansor maupun setelahnya.
Pengetahuan (knowledge) berpadu padan dengan nilai (value) terbangun dengan sangat apik. Lalu memunculkan sosok idiologis dengan asupan keberpihakan yang kuat pada kelompok mustadh’afin. Terbentuklah pribadi seperti Sahabatku Tonang, yang dibangun dari tiga aras Perguruan Tinggi, PMII dan Ansor.
Tidak heran jika para ulama di Sulsel akhirnya mendaulat Tonang yang matang itu menjadi Sekretaris Wilayah. Saya sendiri iri dedikasi dan komitmennya berjam’iyah. Saat baru saja selesai visitasi agenda PKN yang memforsir tenaga dan energinya, dia buru-buru pamit untuk menghadiri acara Ansor. Saya hanya geleng-geleng kepala.
Sambil bergumam sendiri, ternaya kegigihanku selama ini berorganisasi masih kalah juga, dengan pria berkulit gelap ini. Ya sudah sana, saya merelakan dia meninggalkan kami di hotel, tempat kami menginap.
Keluarga Sahabat Tonang tentu sebagai pihak yang sangat kehilangan. Kami pun sebagai sahabat, kolega, adik-adik idiologis menyatakan hal yang sama. Orang-orang terkasih harus rela menerima kepergianmu keharibaan Robbul ‘Izzati.
Saya bersaksi Sahabat adalah sebagai orang yang sangat baik. Surga menunggumu sepadan dengan gerak langkah dan perjuanganmu. Insya Alloh jejak langkahmu akan menjadi sesuatu yang bermanfaat di muka bumi ini. “fa ammaz-zabadu fa yadz-habu jufâ’â, wa ammâ mâ yanfa‘un-nâsa fa yamkutsu fil-ardl”; (Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; (Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi).
Selamat jalan sahabatku, engkau adalah Pengkhidmah Sejati. Baktimu akan selalu dikenang dan semoga kami-kami dapat meneruskan perjuangan. Wallahu a’lam bi al-shawab.