MONITOR, Jakarta — Belakangan ini, beredar bahwa pemberian nutrisi seperti lisin dan metionin pada pakan ayam bisa meningkatkan hormon estrogen pada ayam dan memengaruhi hormon anak laki-laki yang makan daging ayam. Namun, kabar ini tidak benar dan tidak didukung bukti ilmiah.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin menyatakan bahwan lisin dan metionin adalah zat penting yang diberikan pada ayam untuk membantu pertumbuhan dan produksi mereka, seperti pembentukan otot dan kesehatan tubuh. Menurutnya, zat ini tidak ada hubungannya dengan peningkatan hormon estrogen pada ayam”.
Ia menjelaskan, estrogen adalah hormon alami yang memang ada pada ayam betina, terutama untuk membantu proses bertelur. Namun, ayam pedaging (broiler) yang kita konsumsi biasanya dipanen saat usianya masih muda, yaitu sekitar 4–6 minggu. Pada usia tersebut, kadar hormon estrogen di tubuh ayam masih sangat rendah.
“Daging ayam yang kita makan mengandung hormon estrogen yang sangat kecil, tidak cukup untuk memengaruhi kesehatan atau hormon manusia, termasuk anak laki-laki,” kata Nuryani di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta (18/12).
Hal senada diungkapkan oleh pakar kesehatan masyarakat veteriner Denny Widaya Lukman, ahli unggas Antimon Ilyas, dan pakar fisiologi biokimia Ronald Tarigan. Mereka menegaskan bahwa pemberian lisin dan metionin pada ayam tidak menyebabkan peningkatan kadar hormon estrogen.
Nuryani juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi yang belum terbukti. “Semua proses produksi ayam, termasuk pemberian pakan, diawasi dengan ketat untuk memastikan keamanan pangan. Jadi, daging ayam yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi,” katanya.
Kesimpulannya, lisin dan metionin yang diberikan pada pakan ayam tidak meningkatkan hormon estrogen pada ayam. Kabar bahwa daging ayam memengaruhi hormon anak laki-laki hanyalah mitos yang tidak didukung fakta ilmiah. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging ayam sebagai sumber protein yang sehat.