Jumat, 22 November, 2024

Giwang Emas 2045, Pemerintah Luncurkan Gerakan Wakaf Uang

MONITOR, Jakarta – Kementerian Agama meluncurkan Gerakan Wakaf Uang menuju Indonesia Emas 2045 atau “Giwang Emas 2045”. Rilis berlangsung pada Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta.

Giwang Emas 2045 diluncurkan oleh Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono Abdul Ghafur, Jumat (1/11/2024). Hadir, 200 peserta, dari masyarakat umum, akademisi, praktisi, hingga peneliti nasional dan internasional.

Waryono menyoroti pentingnya optimalisasi wakaf uang sebagai dana abadi yang dapat terus berkembang untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. “Wakaf uang adalah wakaf bergerak yang manfaatnya bisa berkelanjutan bagi masyarakat,” jelas Prof. Waryono.

“Dengan pengelolaan profesional oleh nadzir, dana wakaf ini akan berkembang dan memberikan dampak signifikan bagi penerima manfaat, terutama dalam sektor pendidikan dan kesejahteraan sosial, yang menjadi fondasi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045,” sambungnya.

- Advertisement -

Waryono menekankan bahwa alokasi wakaf uang dapat membantu mendukung pendidikan anak bangsa agar mereka mampu berkontribusi pada posisi strategis di negeri ini. “Generasi penerima manfaat wakaf dapat menjadi calon pemimpin masa depan yang memperkuat posisi Indonesia di kancah global,” ungkapnya, menegaskan korelasi antara visi besar Indonesia Emas dengan pengembangan potensi wakaf di Indonesia.

Waryono juga mengakui bahwa meskipun potensi wakaf di Indonesia besar, yaitu mencapai sekitar 180 triliun rupiah, tingkat literasi masyarakat tentang perbedaan wakaf dengan sedekah dan infak masih rendah. Untuk itu, berbagai program literasi terus ditingkatkan, termasuk peluncuran Kota Wakaf di Tasikmalaya yang bertujuan untuk mengenalkan urgensi dan mekanisme wakaf kepada masyarakat luas.

Terkait pengelolaan wakaf, ia menyoroti peran Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai lembaga yang memastikan akuntabilitas dan transparansi. Prof. Waryono mendukung gagasan pembentukan lembaga pengawasan, mirip dengan OJK, untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap wakaf, khususnya dalam menentukan nadzir yang profesional dan amanah.

Menutup sesi, Prof. Waryono mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan wakaf, sekecil apapun kontribusinya. Ia mencontohkan kesuksesan wakaf pendidikan di Universitas Al-Azhar, Mesir, yang mampu menopang krisis keuangan negara, serta contoh di dalam negeri, di mana wakaf telah menghasilkan fasilitas pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin, bahkan sebelum adanya program jaminan kesehatan seperti BPJS.

Sebagai langkah strategis lanjutan, ia menegaskan bahwa gerakan wakaf ini harus terus digelorakan dan dijalankan. “Gerakan ini tidak boleh berhenti pada peluncuran saja,” ujarnya. Beberapa inisiatif lainnya, seperti wakaf untuk calon pengantin dan calon jamaah haji, juga akan terus dipromosikan agar semakin banyak masyarakat yang berkontribusi dalam membangun kesejahteraan bangsa melalui wakaf.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER