MONITOR, Jakarta – Lebih dari 100 Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) di seluruh Indonesia mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (DIKLATPIMNAS) V pada 20-23 Oktober 2024, yang digelar Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama di Luminor Hotel, Jakarta. Acara yang mengusung tema kepemimpinan transformatif tersebut menjadi momentum yang baik untuk melakukan konsolidasi nasional organisasi kemahasiswaan.
Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M. Ag. Direktur Diktis dalam sambutannya menyampaikan bahwa mahasiswa saat ini harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. “Kita sebagai aktivis mahasiswa di era teknologi adalah wajib untuk mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Gerakan kita tidak boleh lagi didikte oleh para senior kita yang masih menamakan dirinya sebagai mahasiswa, padahal tidak lagi mahasiswa. Kitalah yang menentukan nasib kia sendiri” Lebih dari Itu, Prof. Zainul Hamdi menegaskan bahwa para aktivis perlu melakukan inovasi dalam gerakannya, termasuk memanfaatkan sosial media dalam berorganisasi.
Selaras dengan Prof. Zainul Hamdi, Nur Shoib -Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan juga menjelaskan bahwa perlu untuk memetakan orientasi dan masa depan para aktivis mahasiswa setelah di organisasi DEMA. “Sebagai aktivis DEMA, kita tidak selamanya akan mengandalkan organisasi ini. Kalian perlu memikirkan apa yang akan dilakukan setelah ini. Biasanya, selesai mahasiswa ya kita mau apa? Jadi politisi? daftar antriannya masih panjang. Pengusaha? modal kita terbatas. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain selain melanjutkan studi S2 untuk meningkatkan kapasitas diri kita sebagai aktivis.” Melanjutkan hal tersebut, Shoib menyampaikan bahwa hari ini peluang beasiswa sangat banyak. Para aktivis harus ambil peluang ini.
Rio Saputra, Ketua DEMA UIN Raden Fatah Palembang mendukung forum ini dan berharap agenda konsolidasi mahasiswa PTKI terus berlanjut. “Kami mengapresiasi DIKTIS Kemenag atas terselenggaranya kegiatan ini, dan menunjukkan kepedulian mereka kepada kami organisasi mahasiswa DEMA. Kami mendapatkan banyak materi dari para narasumber yang berkompeten untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kepemimpinan mahasiswa. Kami berharap ke depannya agenda gerakan mahasiswa seperti ini diselenggarakan secara berkelanjutan, termasuk untuk para penerus kami selanjutnya.”
Kegiatan ini juga menghadirkan para narasumber seperti KH. Ulil Abhsar Abdalla, cendekiawan Islam dan Hasanuddin Ali yang merupakan Peneliti Sains Data, Alvara Research Centre. Di akhir kegiatan Abdul Rouf, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyampaikan bahwa aktivis mahasiswa PTKI mempunyai potensi yang besar, mulai dari jaringan, kapasitas diri, dan modal pengalaman di organisasi.