MONITOR, Rembang – FishLog startup dibawah PT Rantai Pasok Ekosistem yang bergerak di bidang perikanan, menggelar pelatihan manajemen limbah rajungan kepada istri nelayan di Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (12/10.
Kegiatan yang didukung Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan Development Programme (UNDP) satu dari empat rangkaian acara pada program Catalytic Funding 2024.
“Alhamdulillah hari ini acaranya selesai. Ini closing ceremony untuk program Catalytic Funding Program di 2024,” kata COO Fishlog atau Direktur PT Rantai Pasok Ekosistem, Bapak Abdul Halim.
Selain pelatihan manajemen limbah, pada kegiatan ini juga disampaikan pencapaian program, yaitu literasi keuangan, pendidikan karakter, dan kesehatan lingkungan.
“Hal yang perlu saya sampaikan, kita bisa bahwa dari keempat program-program tersebut bisa kita kerjakan dengan kolaborasi seluruh stakeholder. Itu yang paling penting,” kata dia.
Kemudian yang paling penting dia sampaikan adalah adanya keberlanjutan. “Sehingga dari bentuk program yang kita sampaikan tadi bisa menjadi masukan kita untuk next program di tahun ke depan,” tanda dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan), Kabupaten Rembang, Sofyan Cholid mengatakan, rajungan adalah salah satu komoditas yang sangat penting.
Rajungan merupakan satu salah sumber divisa bagi negara dan juga penyedia lapangan pekerjaan pada masyarakat, khususnya di Rembang.
“Dan kami harapkan pelatihan ini merupakan salah satu langkah upaya bagaimana kita bisa keberlanjutan, sustainable businessnya,” ungkap Cholid.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Rembang adalah salah satu mitra dari Fishlog. Salah satu kegiatannya adalah tentang pembelajaran berbasis permainan penanganan limbah.
Sesi pertama berlangsung pada 15 Mei 2024 diikuti oleh 151 siswa, sesi Kedua pada 16 Mei 2024 dengan partisipasi 148 siswa, dan penutupan pada 17 Mei 2024 diikuti oleh 219 siswa.
“Jadi permainannya di sini bukan permainan asal seneng, tapi permainan yang ada kaitannya dengan kemaritiman sampai ke penanganan limbah,” kata Kepala Sekolah SMKN, 2 Rembang, Susana Murwati.
Dia menjelaskan, 50 persen siswa SMKN 2 Rembang adalah putra-putri nelayan. Dia pun berterima kasih karena siswa telah teredukasi mulai dari proses penangkapan ikan industri hingga pengelolaan limbah, yang sering kali tidak terpikirkan.
“Jadi, bukan cuman bagaimana menangkap ikan, bagaimana dampak perubahan iklim, tapi juga anak-anak juga mendapat ilmu tentang pengelolaan limbah juga ada,” ujar Susana.
Selain itu, SMKN 2 Rembang juga menerima bantuan lain, yaitu insentif dana pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak. “Bantuan ini sudah diterima kemarin,” pungkas dia.
Adapun Project Leader at Indonesian Environment Fund in Catalytic Funding for Indonesia, Achmad Rifdatul Hisan berharap kegiatan FishLog ke depannya ini dapat terus berlanjut.
“Kami harapkan semua kegiatan yang sudah bermula sejak Februari tahun ini sampai akhir hari ini, kita akhiri semua bisa berlanjut. Kari sisi pendanaan, kami akan terus dukung,” ungkap Achmad.