Selasa, 8 Oktober, 2024

Sinergi Kawal BUMN: Prabowo Jangan Ajak Erick Thohir Masuk Kabinet

MONITOR, Jakarta – Jelang pelantikan Presiden Periode 2024-2029 pada Minggu 20 Oktober 2024 mendatang, bocoran sususnan komposisi kabinet dan siapa saja calon Menteri Prabowo-Gibran terus bermunculan. Salah satu nama yang tercantum dalam komposisi kabinet itu yakni nama Erick Thohir.

Menanggapi hal tersebut, Peneliti Sinergi Kawal BUMN, Willy Kurniawan berharap Presiden Prabowo dan tim penyusun kabinet berpikir ulang untuk memasukan nama Erick Thohir. Willy beralasan, banyaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang rugi bahkan gulung tikar saat ini menjadi bukti bahwa Erick Thohir tidak mampu bekerja.

“Di era Erick Thohir menjadi menteri, banyak BUMN yang gulung tikar. Yang terbaru BUMN Farmasi (Kimia Farma) yang merugi dan menutup operasional 5 pabrik. Selain itu, BUMN Karya seperti Waskita juga merugi,” Kata Willy kepada Media di Jakarta, Selasa 8 Oktober 2024.

Selain itu, yang menjadi kegagalan Erick Thohir dalam mengurus BUMN, lanjut Willy lantaran dia lebih memilih posisi sebagai Ketua Umum PSSI dan sehingga gagal mengelola perusahaan negara.

- Advertisement -

“Lantas apa kinerja Erick Thohir yang cemerlang, buktinya utang BUMN malah menggunung. Bahkan berdasarkan data terbaru tembus diangka 6000 triliun,” Tegas Willy Kurniawan.

Willy menjelaskan di masa 10 tahun Pemerintahan Jokowi aset BUMN justru tumbuh dari Rp 4.577 triliun di tahun 2014 menjadi Rp 10.411 triliun di akhir tahun 2023.

“Pertumbuhan aset BUMN paling cepat terjadi pada pemerintahan Jokowi periode pertama (di bawah Menteri Rini Sumarno) sebesar 16,3 persen per tahun,” Jelas Willy.

Sementara pertumbuhan aset BUMN di periode kedua (di bawah Menteri Erick Tohir) hanya 5,1 persen pertahun. Cepatnya pertumbuhan aset BUMN periode pertama adalah akibat dari kebijakan revaluasi aset BUMN yang diusulkan oleh mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli pada tahun 2015.

“Tercatat utang BUMN selama 10 tahun terakhir adalah sebesar Rp 959 triliun. Yang terbagi pada periode pertama sebesar Rp 125 triliun, dan periode kedua sebesar Rp 834 triliun- atau dengan kata lain sebagian besar (87 persen) utang BUMN periode Jokowi dibuat di periode kedua,” Imbuh Willy.

Lebih lanjut, Willy berpendapat sebaiknya Erick Thohir kedepan fokus di PSSI agar tim nasional sepak bola Indonesia masuk piala dunia.

“Kita semua kan tahu prestasi ET di dunia sepak bola. Jadi menurut saya pemerintah harus memberikan kesepatan kepada ET agar PSSI lebih fokus membuat bola Indonesia maju,” Imbuhnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER