NASIONAL

Setop Buang Limbah B3 ke Wilayah Pesisir dan Lautan, Gunakan Zero-Waste Technologi

MONITOR, Jakarta – Pakar Kelautan dan Perikanan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS meminta komitmen semua pihak untuk menjaga ekosistem laut dan pesisir dengan tidak membuang limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) ke lautan dan wilayah pesisir demi untuk menjaga kelestarian ekosistem. Langkahnya dengan menggunakan zero-waste technologi.

Hal tersebut dikatakan Guru Besar IPB University saat menjadi narasumber pada acara Pre-Event Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2024 : Laut & Pesisir Pantai, dalam alam rangka hari World Cleanup Day pada bulan September 2024 yang digelar Yayasan Era Sharaddha Indonesia yang memayungi Emil Salim Institute di JCC Senayan, pada tanggal 1 – 3 Oktober 2024.

“Setop pembuangan limbah B3 ke wilayah pesisir dan lautan; dan total beban limbah (total pollutant load) non-B3 (limbah organik, nutrient, dan bahan biodegradable lainnya) yang dibuang ke laut tidak melebihi “assimilative capacity” nya,” ujar Rokhmin Dahuri yang baru saja resmi dilantuk sebagai Anggota DPR RI periode 2024-2029 itu.  

Untuk itu, ia mendorong semua pihak agar mulai sekarang harus menggunakan zero-waste technology, teknologi 3 R (Reduce, Reuse, dan Recycle), dan IPAL mandiri atau kolektif. Pengelolaan sampah yang didasarkan pada kegiatan daur ulang (Recycle) dengan melakukan pemilahan, pengomposan dan pengumpulan barang layak jual.

Rokhmin menguraikan, Rehabilitasi dan Restorasi ekosistem pesisir (mangroves, padang lamun, terumbu karang, estuari, beaches, dan lainnya): penanaman pohon mangrove, coral transplantation, beach clean up, beach nourishment, restocking, dan lainnya), Konservasi KEHATI (biodiversity) pada level ekosistem, spesies, dan genetik.

“Pengembangan pemanfaatan (pembangunan) sektor-sektor ekonomi kelautan existing dan yang baru (emerging) secara produktif, efisien, berdaya saing, inklusif, ramah lingkungan, dan sustainable,” sebut Prof. Rokhmin Dahuri yang menyampaikan tema “Tata Kelola Laut Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas Dan Lestari 2045”.

Di dalam melakukan perubahan bentang alam, Dosen Kehormatan Mokpo National University Korea Selatan itu menuturkan merancang dan konstruksi pembangunan di wilayah pesisir dan laut (coastal and ocean engineering) harus dilakukan sesuai dengan struktur, karakteristik, dan dinamika alamiah wilayah pesisir dan laut tersebut (Design and Construction with Nature) (Mc. Hargh, 1976).

“Untuk Mitigasi Perubahan Iklim Global maka stop penggunaan bahan bakar fosil, dan mulai sekarang juga beralih ke renewable/green energy (seperti solar, wind, hydropower, geothermal, biofuel, wave energy, tidal energy, dan OTEC/Ocean Thermal Energy Conversion),” tuturnya.

Adapun untuk adaptasi Perubahan Iklim Global, tsunami, banjir, dan bencana alam lainnya pemerintah perlu melakukan peningkatan kapasitas termasuk peran swasta dan masyarakat terkait Sustainable Coastal and Ocean Development melalui Perbaikan Tata Kelola Kelembagaan: regulasi, struktur organisasi, dan koordinasi kerja kelembagaan.

Recent Posts

Menag Jenguk Korban Bangunan Majelis Taklim yang Ambruk

MONITOR, Bogor - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini menyambangi Rumah Sakit Palang Merah Indonesia…

3 jam yang lalu

Tutup Tanwir II Nasyiatul Aisyiyah, Menteri PPPA Tekankan Pondasi Agama dan Budi Pekerti

MONITOR, Banten - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, menyampaikan keynote…

3 jam yang lalu

Orientasi Maba Pascasarjana, UID tegaskan Komitmen Membangun Profesionalitas Akademik

MONITOR, Depok - Universitas Islam Depok (UID) menggelar kegiatan Orientasi dan Matrikulasi Mahasiswa Baru Pascasarjana…

4 jam yang lalu

Arus Lalu Lintas Kembali ke Jabotabek Meningkat, Jasa Marga Catat 161 Ribu Kendaraan Naik 25,65 Persen

MONITOR, Jakarta - Direktur Utama Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono menyampaikan, arus lalu lintas kembali…

6 jam yang lalu

Direktur PTKI: PPG, Penghargaan Kemenag pada Perjuangan Guru

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini melakukan akselerasi penyelenggaraan program Pendidikan Profesi Guru (PPG).…

11 jam yang lalu

DPR Sudah Penuhi Tuntutan 17+8 Rakyat, Lembaga Lain Dinanti

MONITOR, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sudah menanggapi tuntutan 17+8 rakyat dengan mengeluarkan…

16 jam yang lalu