Selasa, 17 September, 2024

Gelar Pentas Ketoprak, Kemenag: Upaya Merawat Budaya dan Perkuat Moderasi Beragama

MONITOR, Jakarta – Kementerian Agama sukses menggelar pentas ketoprak bertajuk “Wo Ai Ni di Gunung Jati” di Bidakara, Jakarta, Jumat (23/08/2024) malam. Acara ini menampilkan kisah Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo, yang mengisahkan perjuangannya dalam membangun harmoni antara budaya dan agama. 

Pentas ini disutradarai oleh Agus Marsudi, sedangkan tokoh diperankan Anwar Sanusi sebagai Sunan Gunung Jati, Wida Sukmawati sebagai Nyimas Pakungwati, dan bintang tamu spesial Ayu Azhari sebagai Nyi Ageng Suropati.

Sejumlah pejabat tinggi turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Wakil Menteri Agama, Dirjen Bimas Islam, Ketua Komisioner KPI, perwakilan Komisi VIII, dan beberapa Duta Besar.

Pada kesempatan ini, Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menyoroti tema ‘Wo Ai Ni di Gunung Jati’ menggambarkan eratnya hubungan antara kebudayaan dan ajaran agama.

- Advertisement -

“Pentas ketoprak ini adalah wujud nyata dari pelestarian budaya Nusantara yang kaya akan nilai-nilai luhur dan menjadi sarana edukasi dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual,” ujarnya di hadapan sekitar 400 hadirin.

Dia juga menyampaikan bahwa persiapan pentas ini melibatkan penggalian data mendalam mengenai sejarah dakwah Sunan Gunung Jati, dengan konsultasi dari ahli sejarah, filolog, dan budayawan. 

“Latihan intensif selama dua bulan oleh para pemain ketoprak menunjukkan komitmen tinggi mereka untuk memberikan penampilan terbaik. Mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pencerahan tentang pentingnya merawat kebudayaan dan mengedepankan moderasi dalam beragama,” papar Zayadi.

Zayadi mengucapkan terima kasih kepada Menteri Agama, Gus Yaqut Cholil Qoumas, yang memberikan dukungan penuh. Ia berharap pentas ketoprak ini dapat menjadi bagian dari upaya bersama untuk melestarikan kebudayaan dan memperkuat moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat.

“Semoga usaha ini mendapat ridha dari Allah SWT, dan seni tradisional seperti ketoprak terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi,” harapnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER