Jumat, 22 November, 2024

Nadiem Makarim Ajak Perguruan Tinggi Jaga Moderasi dan Toleransi

MONITOR, Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengajak insan perguruan tinggi untuk ikut menguatkan moderasi beragama dan menjaga toleransi. Ajakan ini disampaikan Mendikbutristek saat memberikan pidato kunci melalui tayangan video pada Seminar dan Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama Bersama Perguruan Tinggi di Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Mendikbudristek mengtakan bahwa keragaman suku, ras, dan golongan agama serta kepercayaan yang hidup di Indonesia adalah fakta yang telah diakui dan dipahami bersama melalui gagasan Bhinneka Tunggal Ika.

“Para pendiri bangsa menitipkan pesan kepada kita semua untuk senantiasa menjaga keragaman ini dengan semangat kebersamaan, moderasi, dan toleransi,” ujar Mendikbudristek Nadiem.

Menurutnya, sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk selalu memelihara semangat moderasi dan toleransi. Sebab, keduanya menjadi identitas multikultural sekaligus sebagai kebanggaan dan kekuatan. “Kebanggaan itu akan kita miliki jika kita terus menanamkan rasa cinta terhadap perbedaan dalam diri setiap anak Indonesia,” ucap Mendikbudristek.

- Advertisement -

Oleh karena itu, lanjutnya, Kemendikbudristek terus berupaya menguatkan pendidikan karakter yang bertujuan melahirkan generasi pelajar Pancasila, generasi yang beriman dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mampu bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Di jenjang persekolahan, profil tersebut dikuatkan dengan Kurikulum Merdeka serta asesmen nasional.

“Guru-guru sekarang didorong untuk mengembangkan proyek pembuatan profil pelajar Pancasila atau P5 dari berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya mengintegrasikan kebudayaan lokal dalam pembelajaran atau menjadikan alam sebagai ruang kelas,” terangnya.

Terakhir, Mendikbudristek menegaskan bahwa selain melalui asesmen nasional, peningkatan kualitas satuan pendidikan tidak lagi hanya berfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada perwujudan iklim sekolah yang inklusif, toleran, dan bebas dari kekerasan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER