OPINI

Ketika Murur di Muzdalifah, Jangan Lupa Niat Mabit

MONITOR, Jakarta – Skema pengangkutan jemaah haji menggunakan bus secara taraddudi (wira-wiri) pada malam 10 Zulhujjah tahun ini direncanakan tanpa menurunkan jemaah di Muzdalifah. Dengan demikian jemaah haji yang sudah selesai wukuf di Arafah pada petang harinya akan diangkut langsung menuju Mina. Skema perjalanan haji ini disebut “murur” (melintas).

Pertimbangan PPIH menerapkan skema ini adalah untuk mengurangi resiko jemaah haji. Utamanya supaya tidak terulang peristiwa musim haji tahun lalu, di mana jemaah haji Indonesia banyak yang terlantar du Muzdalifah hingga siang hari tanggal 10 Zulhujjah.

Masalah hukum “murur” Muzdalifah sudah dibahas dalam kitab-kitab fiqh, maupun dalam forum Ijtima’ Ulama. Pada intinya, sekalipun mabit di Muzdalifah termasuk wajib haji akan tetapi bagi jemaah haji yang berhalangan boleh tidak berdiam lama dari mulai waktu magrib sampai pertengahan malam maupun sebelum terbit fajar di Muzdalifah.

Ketika jemaah haji melintas di daerah Muzdalifah, di atas kendaraan yang melaju pelan dan sesekali berhenti karena kepadatan lalu lintas, bacalah niat dalam hati maupun dengan lisan kalimat sebagai berikut:

أبيت هذه الليلة بالمشعر الحرام للحج قربة الى الله تعالى

Artinya: Saya niat mabit pada malam hari ini di Masyarakat Haram untuk berhaji mendekatkan diri kepada Allah SWT.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Niat dilakukan sebagai itikad baik bahwa jemaah haji benar-benar melakukan mabit walau sebentar di atas kendaraan. Posisi jemaah haji bukan “menyelonong” atau lewat begitu saja, akan tetapi berdiam diri sebentar di daerah Muzdalifah yang dilalui kendaraan.

Di samping niat, ketika melewati daerah Muzdalifah, terkecuali di lembah Muhassir, jemaah haji di dalam kendaraan sangat dianjurkan untuk memperbanyak bacaan tarbiyah, takbir, bersalawat, dan beristighfar memohon ampunan Allah SWT.

Perjalanan antara Arafah, Muzdalifah, sampai Mina akan terkesan apabila jemaah haji mampu meresapi dan menghayati ritual haji sepenuhnya. Terlebih pengalaman itu hanya sekali didapati selama menunaikan ibadah haji. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan, keteguhan, dan kesabaran kepada jemaah haji di hari hari puncak musim haji. Amiin

M. Ishom el-Saha (Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten)

Recent Posts

Menag Dorong Kurikulum Cinta dan Kerukunan Umat untuk Wujudkan Asta Cita

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasarudin Umar menegaskan bahwa Kementerian Agama berkomitmen mengimplementasikan Asta Cita…

4 jam yang lalu

Jasa Marga dan Pemkot Bandung Jajaki Kolaborasi Wujudkan Ikon Kota Bandung di Ruas Tol Cipularang

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. bersama Pemerintah Kota Bandung memulai pembicaraan strategis…

9 jam yang lalu

Wacana Beli LPG 3 Kg Pakai NIK, Puan Minta Ada Edukasi Maksimal ke Rakyat

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi wacana kebijakan Pemerintah terkait penggunaan Nomor…

9 jam yang lalu

DPR Kritik Penetapan HET Beras Medium, Harusnya Satu Harga Seperti BBM

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman mengkritik penetapan Harga…

10 jam yang lalu

Kementerian UMKM Permudah Akses Legalitas Usaha Lewat Festival di Kota Tua

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menggelar Festival Kemudahan dan Pelindungan…

10 jam yang lalu

Puan Harap Tranformasi Pendidikan Lewat Smart TV Diimbangi Kesejahteraan Guru

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berpandangan bahwa upaya Pemerintah dalam mendorong transformasi…

11 jam yang lalu