MONITOR, Purworejo – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus berjibaku membantu petani di Purworejo mengatasi serangan hama Wereng Batang Cokelat (WBC). Serangan hama WBC menjadi perhatian Pemerintah dalam beberapa waktu belakangan ini.
Berbagai upaya pengendalian sudah dilakukan baik secara swadaya oleh petani ataupun bantuan pemerintah yang bersifat stimulan. Menanggapi serangan hama WBC yang terjadi di wilayah Kabupaten Purworejo, Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat untuk mengawal dan membantu petani dalam upaya penanganan hama ini.
Tim Kementan bersama pemerintah daerah serta stake holder telah turun bersama petani dalam kegiatan gerakan pengendalian hama WBC di Desa Susuk, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo (6/5).
Kementerian Pertanian yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menjelaskan bahwa pemerintah pusat selalu berkomitmen untuk menggandeng para stake holder dalam mengamankan produksi pangan.
“Tentunya hal ini (pengamanan produksi-red) juga tidak terlepas dari peran pemerintah pusat dan daerah, petani, serta para pelaku usaha untuk bersama-sama berkolaborasi secara aktif mengamankan produksi padi. Upaya-upaya preventif atau pencegahan harus kita lakukan sejak pratanam. Kalau misalkan ternyata OPT meningkat maka kita lakukan upaya responsif seperti penggunaan pestisida kimia,” terang Suwandi.
Turut bergabung dalam gerdal WBC kali ini Kepala Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian beserta jajarannya, LPHP Kedu, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua KTNA Kab. Purworejo, Camat Ngombol, Kepala Desa Susuk, dan petugas POPT serta Penyuluh. Ini merupakan salah satu bentuk perhatian dari pemerintah pusat dan daerah sampai dengan tingkat petani.
Rachmat selaku Direktur Perlindungan Tanaman Pangan turut menegaskan bahwa semua pihak ikut bertanggungjawab dalam pengendalian OPT. “Kami langsung bergerak berkoordinasi dengan daerah dan petugas lapangan begitu ada laporan serangan WBC. Ini karena semua pihak wajib berperan aktif dalam pengendalian OPT sesuai amanat UU. Ini tim POPT bersama petani langsung ke lapangan untuk mengendalikan WBC,”imbuh Rachmat.
Pernyataan Suwandi dan Rachmat tersebut selaras dengan arahan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman agar seluruh stake holder pertanian bersatu, bergotong royong, menyatukan segala daya dan upaya untuk mengamankan produksi padi agar dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan dan mewujudkan swasembada nasional.
“Kita harus bersatu, berpadu dan menyatukan segala daya upaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan produksi padi, dan mengamankannya dari serangan hama dan penyakit. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai target produksi padi yang telah kita tetapkan dan mewujudkan swasembada nasional”, pungkas Amran.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanaian Kabupaten Purworejo, Hadi Sadsila menyatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan pengamanan produksi padi dari serangan hama penyakit, baik yang dilakukan oleh petani secar swadaya maupun yang difasilitasi dengan bantuan pemerintah.
“Kami mengapresiasi kegiatan-kegiatan pengendalian hama wereng ini, baik yang dilakukan oleh petani secara swadaya, maupun yang difasilitasi dengan Bantuan Pemerintah, baik dari Pemerintah Pusat, provinsi, kabupaten, sampai pemerintah desa. Kami juga berkomitmen untuk mendukung dan melanjutkannya”, Terang Hadi.
Pimpinan Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura (LPHPTPH) wilayah Kedu, Ary Pratiwi, menegaskan bahwa pihaknya terus mengarahkan para petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) di wilayah kerjanya untuk melakukan pengamatan dengan intensif dan segera mengawal petani untuk melakukan gerakan pengendaliannya.
“Para petugas POPT telah kami intruksikan untuk intensif mengawal pengamanan produksi padi tahun ini dan tanaman pangan lainnya, dengan melakukan pengamatan/monitoring rutin di lapangan dan segera melakukan langkah-langkah antisipasi untuk pengendaliannya bersama petani”, tegas Ary.
Ary pun menambahkan bahwa petani sudah melakukan gerdal swadaya namun hasilnya masih belum maksimal. Disinyalir Ary bahwa untuk menurunkan populasi/intensitas serangan hama WBC ini, telah dan akan dilakukan langkah-langkah strategis untuk penanganannya, seperti pengamatan intensif, melakukan gerakan pengendalian OPT, bantuan pestisida/bahan pengendali. Hal ini bertujuan untuk membantu mengamankan padi agar aman, terhindar dari kerusakan dan kerugian ekonomi.
Lebih lanjut disampaikan oleh petugas POPT Kecamatan Ngombol, Iik, bahwa serangan WBC sudah cukup merata di wilayah kerjanya sehingga perlu penanganan. “Untuk menangani serangan hama wereng batang cokelat ini, kami telah melaksanakan berbagai upaya, yang salah satunya adalah kegiatan pengendalian OPT, baik yang dilakukan secara swadaya oleh petani, maupun dibantu/difasilitasi oleh pemerintah. Sampai periode akhir Bulan April 2024, kegiatan pengendalian yang dilakukan sudah seluas 323 ha, baik secara biologi maupun kimia. Selain kegiatan pengendalian, juga dilakukan kegiatan bimbingan teknis dan penyuluhan untuk menambah pengetahuan petani dalam mengendalikan hama WBC,” sambung Iik.
Untuk mengamankan produksi padi di Kabupaten Purworejo dari ancaman serangan hama wereng batang cokelat, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan saat ini telah hadir di Kecamatan Ngombol memberikan fasilitas berupa kegiatan gerakan pengendalian hama wereng cokelat, tepatnya di pertanaman padi Kelompok Tani Sri Lestari, Desa Susuk Kecamatan Ngombol. Gerakan pengendalian hama WBC ini dilaksanakan oleh 30 orang petani setempat, didampingi oleh petugas lapangan (POPT dan penyuluh) serta dihadiri oleh para stake holder tanaman pangan, di antaranya Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian setempat beserta jajaranya, BPTPH Provinsi Jawa Tengah yang diwakili LPHP Temanggung/Kedu, Camat Ngombol, Ketua KTNA Kabupaten Purworejo, Pemerintah Desa Susuk, dan Babinsa Desa Susuk.