MONITOR, Jakarta – Cendekiawan Muslim, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS menyatakan, kita bersyukur menjadi pengurus dan anggota ICMI. Karena Allah memastikan kita di dalam QS Ali Imran ayat 85, “Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”
Demikian disampaikan Prof. Rokhmin Dahuri di acara Halal Bihalal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Rabu (1/5) yang dihadiri eks Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie hingga Juru bicara (jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Emil Dardak.
“Aneh kalau ada orang ICMI yang tidak bangga dan tidak berbahagia,” ujar Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University itu.
Dalam kesempatan itu, Prof. Rokhmin Dahuri menyampaikan, sekarang saatnya ICMI menggaungkan bahwa umat manusia saatnya untuk mengadopsi The Guide Life of Islam, pedoman hidup yang sempurna dan pasti menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat. “Kenapa? Sekarang pedoman hidup yang dibuat manusia satu-satunya yang masih eksis hanya kapitalisme dan tiga bidang sudah gagal total,” ujar Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat itu.
Menurutnya, persoalan ketimpangan sosial yang membahayakan peradaban dunia tidak terlepas dari sistem sosial dan ekonomi yang menggerakan dunia saat ini dimana sejak 1924 – 1989 dunia ini hampir seluruhnya diatur dengan sistem Kapitalisme. “Namun, Kapitalisme gagal mengentaskan kemiskinan, kelaparan, dan tuna wisma global. Selain itu, kerusakan lingkungan serta Perubahan Iklim Global (Global Warming) yang telah mengancam kapasitas keberlanjutan (sustainable capacity) bumi di dalam mendukung pembangunan ekonomi, bahkan kehidupan manusia,” terangnya.
Yang memprihatinkan, kata Prof. Rokhmin Dahuri, negara miskin dan berkembang disuruh tidak mengeluarkan emisi, tetapi Negara maju terus mengeluarkan. “Sebagai gambaran emisi karbon amerika 25 ton per orang/tahun, sementara Indonesia hanya 0,5 persen,” kata Duta Besar Kehormatan Propinsi Jeju, Korea Selatan itu,
“Jadi, orang-orang kapitalisme itu maunya kita tetap miskin, tetap menganggur, tetap bodoh, lalu kita dibodohi. Sumber dalam dibeli asing lalu diproses kemudian di ekspor lagi ke Indonesia.,” sambungnya.
Selanjutnya, Prof. Rokhmin Dahuri membeberkan, bahwa kemiskinan sekarang sudah mencapai 3 miliar orang. Berdasarkan data Bank Dunia, 37 persen penduduk dunia masih hidup dalam kemiskinan. “Selain itu, Kapitalisme telah mengakibatkan ketimpangan sosial (kaya vs miskin) semakin melebar, dan, dimana 8 orang terkaya di dunia sama dengan kekayaan 50 persen penduduk dunia,” kata ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI).
Prof. Rokhmin Dahuri yang juga anggota Dewan Penasihat Ilmiah Internasional Pusat Pengembangan Pesisir dan Lautan, Universitas Bremen, Jerman itu, menguraikan tiga krisis ekologi yang bisa mematikan dunia. Yakni polusi, menipisnya keaneka ragaman hayati, dan global warming. “Dan kita tahu sebagai seorang kelautan, pondasi kehidupan ada di terumbu karang, itu karena keserakahan,” ungkapnya.