MONITOR, Jakarta – Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor akan menggelar gowes atau bersepeda santai sepanjang 90 kilometer dari Jakarta ke Bogor, Jawa Barat, Minggu (21/4/2024). Kegiatan tersebut diikuti seluruh pengurus Badan Pengurus Harian Pimpinan Pusat Ansor serta kader di sembilan posko yang dilalui dari Jakarta – Bogor.
Ketua Umum PP Ansor H Addin Jauharudin mengatakan, gowes Ansor 90 Km ini selain untuk untuk kebugaran para pengurus dan kader Ansor, juga mengingatkan jerih payah para pejuang kemerdekaan, dengan senjata seadanya.
“Jerih payah itu kita simbolkan dengan sepeda,” ujar Addin dalam siaran pers, Kamis (18/4/2024).
Kegiatan sepeda santai ini, lanjut Addin, juga menandakan bahwa Ansor akan mengayuh Indonesia Emas 2045 dengan barisan generasi yang teratur, satu komando, disiplin tinggi, fisik sehat dan loyalitas tak terbatas.
“Kegiatan ini juga akan menghantarkan kita semua terhadap generasi emas, kemenangan dan kejayaan Ansor,” tandasnya.
Gowes Ansor sepanjang 90 Km juga memiliki makna tersendri. Rute 90 Km dimaknai sebagai angka 90 tahun yang merupakan usia istimewa. Satu dasawarsa (10 tahun) lagi menjadi satu abad Indonesia merdeka.
“Ansor lahir sebelum kemerdakaan, menandakan organisasi pendiri republik. Di usia yang sangat matang ini tidak pernah akan tenggelam, melainkan akan terus kuat dan bermanfaat,” kata Addin.
Menurutnya, sembilan puluh tahun menandakan usia jam terbang, pengalaman, kelayakan dan kiprah yang maksimal bagi bangsa ini.
“Kami semua awalnya dari nol (0) lahir tumbuh dan berkembang untuk perjuangan NU (bintang 9). Sampai saat ini kami adalah pandu bagi organisasi NU. Kami lahir menjadi elemen kinetik Nahdlatul Ulama,” tandasnya.
Tanah “keramat” Ansor
Gowes 90 Km ini memiliki rute Jakarta – Bogor melewati 9 posko dan finish di komplek Pondok Al-Baqiyatus Solihat, Cibogo, Bogor, Jawa Barat. Pesantren ini didirikan KH Raden Ma’mun Nawawi yang termasyhur dengan nama Mama Cibogo. Mama Cibogo adalah santri kesayangan KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nadlatul Ulama (NU). Mama Cibogo merupakan ulama kharismatik dan inspiratif yang sudah menulis 60 kitab dengan aksara Arab berbahasa Sunda. Mama Cibogo juga suri teladan bagi sekumpulan para santri.
Addin mengatakan, pihaknya sengaja memilih finish Gowes Ansor 90 Km di Ponpes Mama Cibogo karena merupakan lokasi “keramat” bagi Ansor.
Pondok Al-Baqiyatus Solihat yang didirikan Mama Cibogo menjadi tempat berlatihnya para santri yang nantinya tergolong sebagai prajurit-prajurit tangguh pembela kedaulatan Bangsa Indonesia, Laskar Hizbullah, cikal bakal Gerakan Pemuda Ansor.
Tanah perjuangan inilah yang menjadi inspirasi perjalanan Badan Pengurus Harian (BPH) Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor. Tanah yang akan menjadi tujuan spiritual selama 90 Km perjalanan, yang dimulai dari kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor.
“Tanah keramat ini mengingatkan kita kembali untuk menjaring generasi muda Nahdlatul Ulama berkhidmat di Gerakan Pemuda Ansor, organisasi yang tumbuh karena Allah SWT sehingga telah 90 tahun membersamai NU dan NKRI,” terang Addin.