Rabu, 1 Mei, 2024

58 Mahasiswa UIN Sunan Ampel Raih Sertifikat Profesi BNSP, dari Oseanografi sampai Programer

MONITOR, Jakarta – Prestasi diukir 58 mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Mereka berhasil lulus uji kompetensi sertifikasi sehingga berhak atas Sertifikat Profesi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia.

Uji Kompetensi diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UINSA Surabaya. Acara yang berlangsung dua hari ini, diikuti 60 asesi (peserta uji kompetensi). Hasil ukom dan sertifikat profesi diserahkan hari ini di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya.

Hadir, Wakil Rektor 1 bidang Akademik dan Kelembagaan Ali Mudlofir, Kepala Biro AAKK Mamat Salamat Burhanuddin, Ketua LSP UIN SA Yusuf Amrozi beserta jajarannya.

“Dengan memegang sertifikat dari BNSP ini, mahasiswa memiliki nilai tambah. Bukan ijazah dan transksrip saja, mereka juga memiliki skill khusus yang dilisensi oleh BNSP. Hal ini diharapkan dapat menunjang karir mahasiswa setelah lulus. Karena untuk berkarir di dunia kerja, yang ditanyakan tidak hanya ijazah dan transkrip akademik saja,” ujar Ali Mudlofir di Surabaya, Kamis (4/4/2024).

- Advertisement -

Ada sembilan skema sertifikasi yang telah digelar, yaitu: Surveyor Oseanografi, Penyelaman Ilmiah Biologi Laut, Analisis Keamanan Pangan, Inventarisir Satwa Liar, Pengelolaan Asuransi, Programer, Software Engineer, Penanggungjawab Instalasi Air Limbah (ipal), dan Operator Komputer Muda.

Prof. Ali, panggilan akrabnya, berharap Manajemen LSP UINSA dapat menambah skema sertifikasi yang lain. Sehingga, semua mahasiswa UINSA memiliki kesempatan untuk mengikuti uji kompetensi pada LSP yang selaras dengan fakultas atau program studinya.

Kepala Biro AAKK UINSA Mamat S Burhanuddin menambahkan, pendirian LSP UINSA merupkaan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Agama nomor 17 tahun 2020 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan Sertifikat Profesi Pada Perguruan Tinggi Keagamaan. Melalui regulasi ini, Kementerian Agama mendorong perguruan tinggi keagamaan agar peserta didiknya memiliki kompetensi yang dijamin dengan sertifikat kompetensi yang kredibel, di antaranya dari BNSP melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Perguruan Tinggi.

“Alhamdulillah LSP UINSA merupakan LSP yang lahir kedua di lingkungan PTKIN,” papar Dr. Mamat.

Ketua LSP UINSA Yusuf Amrozi, melaporkan sejumlah kegiatan yang telah dilakukan dan rencana ke depan. “Meski baru di SK kan per November 2023, kami langsung melakukan upaya akselerasi. Selain melakukan Ukom yang terlaksana pada Januari 2024, kami juga melakukan audit uji kompetensi, kaji ulang manajemen, tracer study pemegang sertifikat ukom periode sebelumnya (surveillance), serta laporan tahunan 2023,” tuturnya.

“Surveillance diperlukan untuk mendeteksi apakah pekerjaan yang mereka sekarang geluti nyambung atau tidak dengan sertifikat kompetensi yang dimiliki. Semua itu wajib dilakukan oleh LSP dan dilaporkan ke BNSP, serta diunggah ke Sistem Informasi (Sisfo) BNSP,” sambungnya.

Ke depan, lanjut Yusuf, pihaknya telah mengusulkan ke pimpinan terkait workshop penambahan skema baru, pembaruan materi uji kompetensi, serta penambahan asesor baru, khususnya setelah skema baru disetujui oleh BNSP. Selain itu, LSP UINSA juga mengusulkan perpanjangan lisensi asesor lama. Sebab, lisensi asesor umurnya hanya tiga tahun. Sehingga, setiap 3 tahun harus dilakukan RCC (recognition current competency).

“LSP UINSA tahun ini juga mencoba mengajukan hibah uji kompetensi ke BNSP,” sebutnya.

Mewakili para asesi, Ade Syafira Fatau dari skema Sertifikasi Analisis Keamanan Pangan mengapresiasi Ukom yang dia ikuti selama dua hari, baik teori maupun praktik di laboratorium. Dia menilai, materi ujiannya berbobot dan menjurus pada ketrampilan sesuai skema sertifikasi.

Dia berharap ke depan LSP UINSA lebih kuat serta memiliki daya dukung yang mapan sehingga mampu mengcover kerja-kerja uji kompetensi, serta menjaga kedibilitas dan imparsialitas uji kompetensi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER