PEMERINTAHAN

Wamenag: Al-Qur’an Pedoman Bangun Peradaban Maju dan Bermartabat

MONITOR, Jakarta – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki mengatakan, setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia memperingati Nuzulul Qur’an. Menurutnya, Al-Qur’an bukan hanya sekadar kitab suci, tetapi juga pedoman bagi manusia dalam membangun peradaban yang maju dan bermartabat.

“Setiap tahun kita memperingati Nuzulul Qur’an. Al-Qur’an bukan hanya sebatas kitab suci, namun juga pedoman bagi manusia dalam membangun peradaban maju dan bermartabat, peradaban manusia yang humanis, toleran, dan menjunjung tinggi rasa persaudaraan,” ujarnya saat mewakili Menag Yaqut Cholil Qoumas memberi sambutan pada Peringatan Nuzulul Qur’an dan Haul Sheikh Zayed Al Nahyan di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Surakarta, Sabtu (30/3/2024).

Menurut Wamenag, Surah Al-Isra ayat 9 yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an memberi petunjuk kepada jalan yang lurus merupakan pondasi kokoh yang menjadikan bangsa-bangsa di dunia merasakan kemajuan yang dapat disaksikan hingga saat ini.

“Inilah pondasi kokoh yang menjadikan bangsa-bangsa di dunia merasakan kemajuan yang dapat disaksikan hingga hari ini,” ucapnya.

Wamenag juga menyebut, Al-Qur’an mengajarkan nilai-nilai universal seperti keadilan, kedamaian, dan kasih sayang, yang menjadi pondasi bagi peradaban yang berkelanjutan dan harmonis.

“Tanpa nilai-nilai tersebut, mustahil sebuah bangsa dapat menjalankan agenda pembangunan,” ungkapnya.

Tantangan Peradaban​​​​​​​​​​​​​​

Saat ini, imbuh Wamenag, tantangan bagi peradaban manusia modern adalah kemajuan teknologi yang dapat mengubah hubungan antarperadaban menjadi transaksional dan intimidatif. Teknologi, menurutnya, meskipun membawa kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan, tanpa kendali iman dan wawasan kebangsaan berpotensi menjadi alat untuk menimbulkan konflik dan kesenjangan.

“Di satu sisi teknologi membawa kemajuan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk memudahkan mobilitas sosial-keagamaan. Namun, tanpa kendali iman dan wawasan kebangsaan berpotensi menjadi alat untuk menimbulkan konflik dan kesenjangan di masyarakat,” katanya.

Sebagai bangsa dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia dituntut dapat menerapkan spirit Al-Qur’an dalam langkah dan kebijakan berbangsa dan bernegara. Kerja sama antarbangsa dalam kebajikan adalah jalinan tali persaudaraan yang mengukuhkan perdamaian, menyinari jalan kebaikan, dan membangun jembatan kasih sayang di antara umat manusia.

“Islam hadir dengan konsep berperadaban melalui spirit ukhuwah yang menempatkan keberagaman sebagai unsur yang merekatkan antarindividu atau kelompok. Al-Qur’an menegaskan bahwa perbedaan adalah sunatullah, dan tujuannya adalah agar manusia saling mengenal dan bekerja sama dalam kebaikan,” tandasnya.

Recent Posts

Pimpinan DPR Harap Idul Fitri Jadi Momen Berbagi Kepedulian Demi Wujudkan Kesejahteraan Sosial

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyampaikan ucapan selamat Hari Raya…

15 jam yang lalu

DPR Desak Junta Myanmar Hentikan Pengeboman Warga Sipil Pasca Gempa 7,7 SR

MONITOR, Jakarta - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mengecam keras tindakan junta…

15 jam yang lalu

DPR Perkirakan Arus Balik Lebaran Berjalan Lancar dan Kondusif

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo memperkirakan arus balik Lebaran 2025…

19 jam yang lalu

Menag Ajak Umat Amalkan Nasihat selama Ramadan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menggelar open house Idulfitri 1446 H di rumah…

1 hari yang lalu

Guru Besar UIN Jakarta Sebut Puasa Mabrur Akan Membawa Indonesia Maju

MONITOR, Jakarta - Guru Besar UIN Jakarta Prof. Ahmad Tholabi Kharlie dalam khotbah Salat Idulfitri…

2 hari yang lalu

Khutbah Idul Fitri, Prof Rokhmin: Puasa Meningkatkan Kualitas Hidup dan Indonesia Emas 2045

MONITOR, Jakarta - Anggota DPR RI 2024–2029, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS dalam khutbah…

2 hari yang lalu