PERTANIAN

BPS: Ekspor Pertanian Naik 61,91 Persen Disaat Sektor Lainnya Mengalami Penurunan

MONITOR, Jakarta – Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan nilai ekspor sektor pertanian pada Februari 2024 mengalami peningkatan sebesar 16,91 persen (YonY) jika dibandingkan nilai ekapor pada Februari tahun sebelumnya. Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa salah satu penyumbang dari kenaikan tersebut adalah subsektor perkebunan khususnya CPO Kelapa sawit dan juga turunannya.

“Secara tahunan semua sektor mengalami penurunan kecuali sektor pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 16,91 persen,” ujar Amalia dalam berita resmi statistik, Jumat, 15 Maret 2024.

Menurut Amalia, sektor pertanian juga tercatat memiliki kontribusi 0,39 miliar USD pada total ekspor non migas yang mencapai 18,09 miliar USD disusul setelahnya ada sektor pertambangan dan industri pengolahan.

“Nilai ekspor non migas menurut sektor mengalami peningkatan secara bulanan kecuali pada sektor industri pengolahan yang mengalami penurunan sebesar 9,22 persen,” katanya.

Sementara itu, kata Amalia, penurunan terdalam terjadi pada sektor industri pengolahan yang turun sebesar 11,49 persen serta sektor-sektor lainya. Terutama disebabkan oleh penurunan ekspor logam baja bukan besi, barang perhiasan, barang berharga serta alumunium.

“Nilai ekspor tersebut hanya memberikan share 30,22 persen dari total ekspor non migas Indonesia pada Februari 2024,” katanya.

Terpisah, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa kenaikan ekspor sejalan dengan program pertanian yang dicanangkan kementerian pertanian, yaitu penguatan produksi dalam negeri, kesejahteraan petani dan ekspor, terutama komoditas strategis perkebunan, horti, padi dan jagung serta komoditas peternakan dan turunannya.

“Seperti yang disampaikan Bapak Menteri, kami fokus pada program ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program pendidikan dan pelatihan vokasi serta meningkatan penerimaan devisa negara dari ekspor komoditas pertanian. Yang pasti semua peningkatan komoditas dalam negeri terus kita pacu agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan ekspor,” jelasnya.

Recent Posts

DPR Harap Dubes Baru Mampu Jembatani Masalah Status WNI Imbas Kebijakan Presiden AS

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Junico Siahaan menyambut baik dipilihnya Dwisuryo Indroyono…

35 menit yang lalu

Soroti Rencana Pembangunan 500 Batalyon, DPR: Ketahanan Bangsa Dimulai dari Perut Rakyat!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi menyampaikan kritik terhadap rencana pembangunan 500…

60 menit yang lalu

Kementan Tegaskan: Jagung Aman, Peternak Harus Terlindungi

MONITOR, Jakarta - Ketersediaan jagung untuk pakan ternak kembali jadi perhatian pemerintah. Dalam sebulan terakhir,…

1 jam yang lalu

Kemenperin Tagih BYD dkk Produksi Lokal Mobil Listrik Minimal TKDN 40 Persen

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta kepada produsen otomotif yang sudah menikmati insentif impor…

2 jam yang lalu

Presiden FAM Joehari Ayub Mundur, Ini Alasannya

MONITOR, Jakarta - Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengonfirmasi bahwa Datuk Joehari Ayub telah mengundurkan…

4 jam yang lalu

Kementerian UMKM Dorong Pemanfaatan Teknologi untuk Hilirisasi Gambir di Sumbar

MONITOR, Padang - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendorong percepatan hilirisasi komoditas gambir…

6 jam yang lalu