MONITOR, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani atau NTP pada Februari 2024 mencapai 120,97 atau mengalami kenaikan 2,28 persen dibandingkan Januari 2024 (MtoM). Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 2,89 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (ib) yang hanya 0,59 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi pada BPS, Habibullah mengatakan bahwa ada empat komoditas yang berkontribusi besar pada kenaikan NTP. Keempatnya adalah komoditas gabah, jagung, kelapa sawit dan komoditas karet.
“Sedangkan peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 3,57 persen. Kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 4,18 persen atau lebih besar jika dibandingkan harga yang dibayar petani,” kata Habibullah dalam berita resmi statistik, Jumat, 1 Februari 2024.
Menurutnya, komoditas yang dominan mempengaruhi IT subsektor tanaman pangan di antaranya adalah gabah, jagung dan ketela pohon. Namun secara keseluruhan, kata dia, semua subsektor pertanian mengalami kenaikan pada Februari 2024. Antara lain subsektor hortikultura yang naik 1,49 persen, tanaman perkebunan rakyat 1,55 persen dan juga peternakan 0,29 persen.
Sementara itu, kenaikan juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Petani atau NTUP yang mencapai 132,32 atau naik 2,74 persen jika dibandingkan NTP sebelumnya. Sama halnya dengan NTP, kenaiakan NTUP juga terjadi karena indeks yang diterima petani naik sebesar 2,89 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya 0,15 persen.
“Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan gabah dan jagung. Untuk peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor peternakan yang naik sebesar 4,02 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 4,18 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan BPPBM yang hanya 0,15 persen,” katanya.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa kenaikan NTP merupakan peluang istimewa bagi para petani yang saat ini menggelar panen raya. Harapannya petani mendapatkan keuntungan tinggi dari hasil panen mereka tahun ini.
Kuntoro juga menjelaskan dalam menjaga produksi pangan nasional, pemerintah melalui Kementan terus melakukan akselerasi bantuan pemerintah kepada petani baik dalam penyediaan benih, pupuk maupun alat dan mesin pertanian (mekanisasi).
“Yang pasti kita pacu terus produksi pangan melalui petani kita. Kalaupun saat ini Indonesia dilanda iklim ekstrem el nino yang sangat panjang kita harus tetap optimis. Kita bersyukur kesejahteraan petani dapat meningkat,” jelasnya.
MONITOR, Nganjuk - Setelah mengunjungi Daerah Irigasi Siman di pagi hari, Menteri Pekerjaan Umum (PU)…
MONITOR, Jakarta - Timnas Futsal Putri Indonesia berhasil meraih kemenangan gemilang atas Myanmar dengan skor…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…
MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…