MONITOR, Denpasar – Panen raya mulai tiba di Provinsi Bali. Menurut data yang dirilis oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, selama periode Januari – Februari 2024, luas panen mencapai 15,2 ribu hektar tersebar di 9 wilayah Kabupaten dan Kota Madya di Provinsi Bali. Wilayah-wilayah dengan panen terluas yaitu Tabanan, Badung, dan Gianyar.
Pada bulan Maret 2024, diproyeksikan luas potensi panen akan mencapai 12,2 ribu hektar, terutama di Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, dan Buleleng. Ini diharapkan dapat membantu mengamankan stok beras selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2024 di Provinsi Bali.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah mengatakan bahwa panen raya tentunya akan meningkatkan pasokan beras dan juga jerami untuk pakan ternak. Dari total luas panen yang ada di Bali ini, diharapkan dapat meningkatkan stok pakan ternak untuk mendukung usaha peternakan.
“Ini adalah kesempatan baik bagi peternak untuk memanfaatkan hasil samping dari panen raya sebagai sumber pakan yang berlimpah. Kami mendorong para peternak untuk memanfaatkan potensi ini untuk mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan peternakan mereka ,” kata Nasrullah saat dikonfirmasi di Kantor Kementerian Pertanian (26/2).
Sementara itu Direktur Pakan, Nur Saptahidhayat (Red: biasa dipanggil Sapto) menjelaskan bahwa potensi jerami padi dari panen raya hingga Maret mencapai 42 ribu ton. Melimpahnya jerami menawarkan peluang untuk diolah melalui fermentasi menjadi silase, solusi penyediaan pakan yang dapat disimpan dalam waktu lama.
“Produksi dedak padi juga merupakan salah satu aspek penting dalam siklus panen raya yang perlu diperhatikan. Dengan potensi produksi yang mencapai 16 ribu ton hingga panen raya Maret, dedak padi bukanlah sekadar produk sampingan, tetapi merupakan sumber pakan yang berharga bagi industri peternakan,” imbuh Sapto.
Sebagai informasi, Dalam industri peternakan, dedak padi memiliki peran penting sebagai sumber pakan yang ekonomis dan berkualitas. Kandungan nutrisi, termasuk serat, protein, dan energi, membuatnya menjadi pilihan bagi peternak dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.
“Kami yakin bahwa dengan memperhatikan potensi jerami padi dan dedak ini, kita dapat menciptakan rantai nilai yang lebih berkelanjutan bagi industri pertanian dan peternakan”, pungkas Sapto.