PENDIDIKAN

Dua Upaya Kemenag Tingkatkan Kualitas Penilaian Buku Pendidikan Agama

MONITOR, Jakarta – Undang-undang Nomor 3 tahun 2019 tentang Sistem Perbukuan dan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 9 Tahun 2018 tentang Buku Pendidikan Agama. Penilaian ini dilakukan terhadap buku pendidikan agama (semua agama) mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.

Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama, Prof. Isom Yusqi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas Penilaian Buku Pendidikan Agama (PBPA). Ada dua hal yang disiapkan, pertama, pengembangan aplikasi. Hal ini dilakukan antara lain untuk memudahkan akses publik dalam proses pendaftaran berbasis online.

“Salah satu hal penting ialah diseminasi update aplikasi. Kalau aplikasinya sudah versi terbaru, kita akan sosialisasikan,” ujar Isom saat rapat PBPA TA 2024 di Jakarta, Selasa (23/1/2024).

Pengembangan aplikasi juga dilakukan dengan menyediakan fitur QnA. Tujuannya agar Kemenag bisa lebih responsif terhadap kebutuhan publik.

“Kita perlu Customer Service yang cepat tanggap agar meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan respons terhadap masukan atau keluhan,” sebutnya.

Upaya kedua yang dilakukan adalah standarisasi tim penilai. Tujuannya, agar tidak terjadi perbedaan yang jauh antar penilai. Sehingga, harus ada kompetensi yang benar dan sesuai dengan buku yang dinilai.

“Kita usahakan untuk menghindari perbedaan yang signifikan antar penilai dan memastikan kompetensi yang sesuai dengan buku yang dinilai,” ungkap Isom.

Kapus Isom juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dalam upaya pengendalian dan pencegahan buku-buku ilegal. Semua buku Pendidikan Agama dan Keagamaan harus memiliki ISBN. Pengeluaran ISBN harus mendapatkan persetujuan dari Balitbang Diklat Kementerian Agama.

“Ketegasan dalam pemberian ISBN dan tanda layak dari Kementerian Agama akan menjadi langkah awal. Jika terdapat buku liar, kita harus bersama-sama menyaringnya agar tidak mengacaukan pendidikan keagamaan di Indonesia,” pungkasnya.

Recent Posts

Mesin Pesawat Jemaah Haji UPG-05 Rusak, Kemenag Minta Garuda Indonesia Profesional

MONITOR, Jakarta - Pesawat Garuda Indonesia yang menerbangkan jemaah haji kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi…

49 menit yang lalu

Kemenag Gelar Uji Kompetensi Calon Mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir 2024

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama kembali menggelar uji kompetensi bagi calon mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir…

2 jam yang lalu

Diduga Rugikan Negara Triliunan, KPK Diminta Usut Lelang Saham PT GBU

MONITOR, Jakarta - Koalisi Sipil Selamatkan Tambang (KSST), bersama-sama sejumlah elemen NGO dan tokoh penggiat…

3 jam yang lalu

Berangkatkan 573 PPIH Daker Makkah, Sekjen Kemenag Ingatkan Trilogi Tugas

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 573 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi diberangkatkan hari ini,…

4 jam yang lalu

Menkominfo: Peresmian AHC Momentum Kembangkan Industri Media

MONITOR, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi bersama Menteri Badan Usaha Milik…

8 jam yang lalu

Silaturahmi dengan Pemred Media, Dito Ariotedjo: Dukung Terus Prestasi Pemuda dan Olahraga

MONITOR, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo, menggelar acara…

10 jam yang lalu