EKONOMI

Ketersediaan Sarana Produksi Tingkatkan Mutu dan Nilai Tambah Produk Perikanan

MONITOR, Indramayu – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University, Prof. DR. Ir. Rokhmin Dahuri MS menjadi narasumber pada kegiatan bimtek dan sosialisasi mutu dan nilai tambah produk perikanan kepada pelaku usaha pengolahan di Indramayu, Senin, 15 Januari 2024. Acara dilaksanakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Mitra Kerja Komisi IV DPR RI.

Pada kesempatan tersebut, mantan menteri kelautan dan perikanan itu menuturkan Pengusaha UKM termasuk pembudidaya umumnya masih kurang berhasil karena pada umumnya menangani hanya di sektor satu bagian saja. Misalnya, produksi saja.  Tetapi sarana produksinya tidak pernah dipikirkan.

“Jadi kaget ketika tiba-tiba harga pakan melambung tinggi, tiba-tiba pasar anjlok,” ujar Prof. Rokhmin.

Prof Rokhmin menjelaskan, menurut UU Kementerian Negara tugas dan fungsi pokok kementerian kelautan dan perikanan antara lain: meningkatkan produksi perikanan sesuai dengan batas-batas kelestariannya, tangkap maupun budidaya. Kemudian mensejahterakan nelayan, pembudidaya ikan dan seluruh stakeholder perikanan.

“Tugas utama KKP adalah mensejahterakan nelayan, pembudidaya ikan, pengelola ikan, dan perdagangan perikanan,” ujar Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 – Sekarang.

Selain itu, lanjutnya, integrasi rantai pasok atau suplay adalah tugas pemerintah dalam menyediakan sarana produksi. “Ini bukan berarti memproduksi sendiri, tetapi harus menumbuh kembangkan swasta, koperasi, rakyat untuk berusaha sarana produksi, dalam budidaya, benih unggul, dst,” jelasnya.

“Untuk pasar pun begitu, seharusnya pemerintah menumbuh kembangkan pengusaha yang berada di sektor pengolahan, trading, pemasaran,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Prof. Rokhmin Dahuri menceritakan latar belakang dirinya diangkat menjadi menteri KKP menggantikan Sarwono Kusumaatmaja pada 4 Juni 2001. Setelah pelantikan pagi hari, malam harinya ia dipanggil Presiden Gus Dur di Istana Negara.

“Gus Dur bilang mengangkat saya menjadi menteri bukan karena silau dapat gelar doktor perikanan dari Kanada. Justru Gus Dur mengangkat saya jadi menteri karena saya anak nelayan buta huruf dan ber-ibu pedagang ikan,” terang tokoh Dulur Cirebonan, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) itu.

Gus Dur berpesan agar sektor kelautan dan perikanan dapat dijadikan sebagai salah satu sektor unggulan (a leading sector) dalam pembangunan nasional yang mampu mensejahterakan nelayan, pembudidaya, dan masyarakat kelautan lainnya.

Recent Posts

Menag Ajak Umat Teladani Kepribadian Nabi

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Islam untuk meneladani kepribadian Nabi Muhammad…

12 jam yang lalu

Dipimpin Puan, Reformasi DPR Diawali Gebrakan Progresif

MONITOR, Jakarta - Langkah DPR RI berbenah diri di bawah kepemimpinan Ketua DPR Puan Maharani…

16 jam yang lalu

Nadiem jadi Tersangka, JPPI: Pendidikan Harus Dibersihkan dari Gurita Korupsi

MONITOR, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Ubaid Matraji mengatakan penetapan Eks Mendikbudristek…

18 jam yang lalu

Gagal Lolos Parlemen, Mardiono Dinilai Tak Layak Pimpin PPP Lagi

MONITOR, Jakarta - Politisi senior PPP Jakarta yang juga eks Anggota DPRD DKI Jakarta dua…

20 jam yang lalu

Prof Rokhmin Dahuri serukan Aksi Kolektif selamatkan DAS Cimanuk – Citanduy

MONITOR, Indramayu - Anggota DPR RI 2024–2029, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri menyerukan aksi kolektif…

21 jam yang lalu

Peringati Maulid, Menag Kenalkan Konsep Ekoteologi pada Presiden dan Wapres

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah…

23 jam yang lalu