MONITOR, Purwakarta – Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mengapresiasi keberhasilan PT. Malindo Feedmill Tbk menembus pasar Singapura dengan produk frozen whole chicken atau ayam bekunya. Tercatat sebanyak 1 kontainer ayam beku dan 1 kontainer produk olahan dari PT Malindo Food Delight dengan nilai sekitar USD 65.000 diberangkatkan dari Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) PT Malindo Feedmill Tbk di Desa Cijunti Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (8/12).
“Kami mengapresiasi keberhasilan PT Malindo Feedmill memasukkan produk ayam bekunya ke Singapura untuk pertama kali. Upaya ini tentu tidak mudah, karena seperti yang kita ketahui, Singapura memiliki persyaratan ekspor yang ketat,” ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah pada siaran persnya.
Lebih lanjut Nasrullah mengatakan bahwa dalam upaya memenuhi persyaratan dan pembukaan pasar ekspor ke negara lain, Kementerian Pertanian telah menerapkan berbagai standar dan aturan yang sudah menjadi pegangan dalam menghasilkan produk pangan asal ternak yang berkualitas.
Pada tingkat produsen, di level hulu, Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan pendampingan ke para pelaku usaha untuk menerapkan Good Breeding Practice (GBP), Good Farming Practice (GFP), dan Good Manufacturing Practices (GMP) sebagai jaminan penyediaan ternak yang berkualitas.
Selain melakukan beberapa hal diatas, penerapan Sistem Kompartemen bebas penyakit Avian Influenza (AI) juga merupakan salah satu kebijakan Kementerian Pertanian untuk mendorong peningkatan kualitas produk peternakan yang akan diekspor.
“Dengan adanya kompartemen bebas AI, maka Indonesia dapat mengekspor unggas dan produk olahannya ke beberapa negara termasuk Singapura,” ucap Nasrullah menegaskan.
Dihubungi terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Tri Melasari mengatakan bahwa upaya pembukaan pasar produk unggas ke Singapura ini telah dilakukan sejak tahun 2022 dan hal ini juga merupakan salah satu langkah konkrit dari peran Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan regional khususnya di ASEAN.
“Sebagai informasi, berdasarkan data BPS, jumlah volume ekspor produk peternakan ke Singapura pada tahun ini sampai dengan bulan Oktober 2023 mencapai 13.870 ton dengan nilai setara 49 juta USD,” jelas Melasari menambahkan.
Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan ekspor produk peternakan ke Singapura ini adalah bukti bahwa produk peternakan Indonesia memiliki jaminan keamanan pangan yang berkualitas dan layak menembus di pasar internasional.
Direktur PT Malindo Feedmill Tbk, Rewin Hanrahan dalam sambutannya mengatakan bahwa PT Malindo telah memenuhi persyaratan yang diminta oleh Pemerintah Singapura atau dalam hal ini Singapore Food Agency (SFA). SFA meminta agar produk yang diekspor harus berasal dari farm yang sudah memiliki sertifikat kompartemen bebas dari Avian Influenza serta tidak terdeteksi mengandung beberapa virus atau bakteri seperti di antaranya Salmonella.
“RPHU PT Malindo Feedmill Tbk ini memiliki kapasitas potong 3000 ekor/jam dan cold storage 500 ton. Selain itu kami juga memiliki ISO 22000:2018 Food Safety Management System, Nomor Kontrol Veteriner (NKV) Level 1 dan sertifikat Halal,” jelas Rewin.
Dalam kegiatan pelepasan ekspor ayam beku perdana dan ekspor lanjutan produk olahan Malindo Food Delight ke Singapura ini, Rewin juga mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Dinas Peternakan setempat yang terus mendukung dan mendorong PT Malindo untuk bisa ekspor yang berkelanjutan.
“Pada awal tahun 2024 nanti, kami menargetkan untuk dapat mengekspor kembali ayam beku dan produk olahan ke Singapura serta produk olahan ke Jepang. Selain itu diharapkan juga bisa terealisasi ekspor produk olahan ke United Arab Emirates,” pungkas Rewin.
Semoga ekspor ini bisa terus berlanjut untuk PT. Malindo Feedmill Tbk dan menjadi pemicu bagi pelaku usaha lainnya untuk terus memperluas pasar ekspornya.