PARLEMEN

Jangan Ulangi Sejarah 1998, Legitimasi Pemilu 2024 Dipertaruhkan

MONITOR, Jakarta – Anggota DPR RI Masinton Pasaribu mengharapkan agar Pemilu 2024 berjalan secara demokratis tanpa ada kecurangan dari pihak manapun. Hal itu sebagaimana disampaikan Masinton dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema ‘Nomor Urut Pasangan Capres Telah Ditetapkan, Saatnya Menuju Kampanye dengan Damai’ di Gedung Nusantara III, Senatan, Jakarta pada Kamis (16/11/2023).

Dalam diskusi itu, Masinton juga menyatakan bahwa Pemilu harus dilaksanakan dengan Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia (Luber) dan Jujur dan Adil (Jurdil). “Demokrasi harus berjalan melalui kontestasi pemilu ini. Ya itu tadi jujur, adil, terpuji dan saya menambahkan terpercaya lagi. Jadi terpuji dan terpercaya agar hasilnya legitimate,” ujar Masinton usai acara.

Terminologi LUBER dan JURDIL merupakan asas penyelenggaraan pemilu sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu. Politisi Fraksi PDI-P ini menyampaikan bahwa pemilihan umum harus berlangsung secara demokratis dan tidak sekadar ajang mencari pemenang.

“Pemilu ini bukan sekedar ajang menang kalah, tetapi proses suara rakyat itu harus dihormati. Demokrasinya harus dijalanin bukan sekedar jadwal 5 tahunan. Jadi kami ini kompak untuk berjuang agar pemilu ini mengembalikan semangat reformasi. Intinya kan kita pengen kontestasi ini berjalan secara demokratis, tidak boleh ada kecurangan, tidak boleh menggunakan penyalahgunaan wewenang untuk memenangkan pasangan calon tertentu, dan tentu kami akan menjaga bersama-sama proses demokrasi ini,” ujarnya.

Anggota Komisi XI DPR RI ini juga menekankan bahwa ia tidak ingin terjadi lagi hal seperti Pemilu 1998. Ia lantas menyinggung permasalahan yang terjadi pada pemilu tahun 1997 silam yang disinyalir menjadi pemicu pergerakan di masa itu.

“Soeharto (pada) 1997 melaksanakan pemilu dan menang 70 persen tapi rakyat tidak percaya dengan hasil proses pemilu yang curang tersebut. (Tahun) 1998 rakyat bergerak, mahasiswa bergerak, dan kita dudukin Gedung DPR di sini. Sejarah kecurangan, kejahatan demokrasi yang menyelenggarakan pemilu secara manipulatif dan hasil yang manipulatif dan penuh kecurangan, tidak diterima oleh rakyat dan tidak legitimate di hadapan rakyat, maka jangan diulang lagi,” tegasnya.

Recent Posts

Tiga Jurnal UIN Bandung Raih Peringkat SJR dan Quartile 2024

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung kembali mencatatkan prestasi internasional.…

2 jam yang lalu

Kaskoopsud II Hadiri Panen Raya Padi Serentak di Bone

MONITOR, Makassar - Kepala Staf Komando Operasi Udara II Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos.,…

5 jam yang lalu

Wapres Gibran Tinjau Pengaturan Lalu Lintas Arus Balik Idulfitri 2025 di JMTC

MONITOR, Bekasi - Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka bersama Wakil Menteri Badan Usaha…

8 jam yang lalu

Jasa Marga Catat 1,4 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek pada H1 s.d H+5 Libur Idulfitri 2025, 63,4 Persen Kembali ke Jabotabek

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.454.010 kendaraan kembali ke wilayah…

9 jam yang lalu

Hadiri Panen Raya Bersama Prabowo, Prof Rokhmin: Kita Harus Pastikan Petani Sejahtera

MONITOR, Majalengka - Kementerian Pertanian bersama Kabinet Merah Putih menggelar Panen Raya Padi Serentak di…

12 jam yang lalu

DPR Inisiasi Resolusi Darurat Terkait Myanmar di Sidang Forum Parlemen Dunia

MONITOR, Jakarta - Delegasi DPR RI menyampaikan kecaman terhadap kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar…

13 jam yang lalu