MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selalu berupaya untuk mencari terobosan dan inovasi dalam pengembangan komoditi aneka kacang dan umbi, terutama untuk Tahun 2024, dalam kegiatan Rapat Koordinasi (Rakoor) di Sulawesi Selatan, Selasa (7/11/23).
Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Enie Tauruslina, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas prestasi dan kerja keras bapak ibu Dinas Pertanian provinsi dan Kabupaten di Indonesia Timur, sampai dengan petugas lapangan yang telah melaksanakan program komoditas unggulan Nasional Kedelai dan komoditas akabi lainnya yaitu aneka kacang dan aneka umbi.
Ia menambahkan Sulsel akan menjadi Sentra pengembangan kawasan kedelai pada tahun 2024 mengarah pada pengelolaan kawasan hulu hilir mulai dari penyiapan benih sampai dengan pengolahan dan pemasaran hasil. Inovasi lainnya pada kegiatan 2024 yaitu aplikasi Silika yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai melalui efisiensi penggunaan pupuk NPK dan ketahanan terhadap organisme pengganggu tanaman.” Ujarnya.
“Terobosan lainnya yaitu penggunaan aplikasi Sistem Pelaporan Direktorat Akabi (Si-Akabi) yang dimulai Tahun 2023 ini bertujuan untuk mengakomodir laporan luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi, dan laporan Bantuan Pemerintah (Banpem) yang akurat, tepat waktu dan berkelanjutan.” tambah enie.
Bersamaan Muh Syarifuddin selaku perwakilan dinas Bulukumba sangat bersyukur Sulsel diberikan kepercayaan dalam kegiatan akabi.
“alhamdulillah pada hari ini sulsel di berikan kepercayaan untuk mengadakan rapat kordinasi percepatan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) kegiatan Akabi seprovinsi sulsel. Sulsel sebagai daerah penyangga pangan nasional untuk kegiatan Akabi memang belum terlalu besar di banding daerah-daerah pulau jawa,namun demikian kedepannya saya kira sulsel ini terdaftar beberapa komoditi akabi yang menjadikan untuk di kembangkan”, terangnya.
Rakor CPCL 2024 merupakan langkah strategis dalam mendukung percepatan kegiatan akabi dan sinkronisasi penyiapan benih. Dalam workshop semua peserta siap mensukseskan kegiatan kedelai seluas 29.800 ha, ubi kayu 1.100 ha dan porang 8 ha.
Disamping itu, sosialisasi Sistem Pelaporan Direktorat Akabi (Si-Akabi) bertujuan agar pelaporan semakin efektif, efisien, dan akurat yang berbasis IT. Sistem Si-Akabi yang didampingi oleh Pusdatin Kementan akan mempermudah semua stakeholder dalam mengakses data komoditi akabi.
Terpisah, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi, menghimbau skepada para peserta, sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman “untuk selalu optimis dalam mensukseskan pengembangan pertanian dan selalu berinovasi dalam menyikapi tantangan, baik dari lingkungan maupun tuntutan pasar”, jelasnya.
Komoditi Akabi di Sulsel semakin hari semakin cerah terutama kacang tanah dan kacang hijau, sehingga harapannya tahun depan minat tersebut dapat diakomodir oleh pemerintah pusat untuk mendukung pengembangan komoditi Akabi.