Jumat, 22 November, 2024

Kisah Pilu Rifat yang Lehernya Terjerat Kabel Fiber Optik di Jalan Raya Cilandak Jakarta

MONITOR, Jakarta – Seorang mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur terancam masa depannya gara-gara terjerat kabel fiber optik yang melintang di Jalan Antasari Raya Cilandak Jakarta Selatan. Akibat peristiwa ini leher korban mengalami patah tenggorokan (fracture).

Peristiwa kecelakaan terjadi pada 5 Januari 2023 lalu sekitar pukul 10.35 WIB dan hingga kini korban masih terbaring lemah dengan kondisi memprihatikan. Korban bernama Sultan Rifat Alfatih (20 tahun) masih bolak balik ke rumah sakit selama 7 bulan ini lantaran perawatan menggunakan BPJS.

Usai kejadian, Rifat, mahasiswa jurusan ilmu pemerintah ini, sempat koma selama 2 minggu dan dirawat di Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Cilandak Jakarta Selatan.

Menurut ayah korban, Fatih, peristiwa kecelaan itu terjadi saat anaknya yang masih semester lima ini, mengisi liburan ke rumah orang tuanya di Bintaro, Tangerang Selatan. Saat itu, Rifat mengendarai motor melaju di Jalan Antasari Raya Jakarta Selatan.

- Advertisement -

Tiba-tiba kabel fiber optik lepas kencang menjerat lehernya karena sebelumnya kabel tersebut tertarik dari pengendara mobil SUV yang berada di depannya dan lepas mengenai leher korban.

Pihak keluarga sudah menemui perusahaan pemilik kabel fiber optik tersebut dan berjanji akan menyelesaikan kasus ini, namun hingga 7 bulan berlalu belum ada titik temu, meski mediasi dengan perusahaan telah dilakukan.

“Kami masih menunggu itikad baik perusahaan pemilik kabel untuk menyelesaikan kasus ini,” kata Fatih, ayah korban, dalam keterangan resminya yang diterima MONITOR, Kamis (27/07/2023).

Saat ini kondisi Rifat masih memprihatinkan dan telah 7 kali melakukan operasi di bagian leher yang mengalami patah batang tenggorokan (fracture). Selain itu, Rifat tidak mampu bicara lantaran masih menggunakan kanul yang ada di lehernya. Untuk makan, korban menggunakan selang dari hidungnya, dan kesulitan menelan ludahnya sendiri.

“Ada Trauma psikologi dan mengalami depresi mental, untuk itu kami meminta perhatian dan perawatan insentif untuk kesembuhan,” ungkap Fatih.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER