MONITOR, Jakarta – Usulan tarif RT Jabodetabek yang akan beroperasi pada 12 Juli 2023, dinilai terlalu mahal. Hal itu disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat.
Toriq pun meminta Pemerintah untuk mengkaji kembali tarif tersebut, yang saat ini diketahui pihak LRT Jabodebek sedang mengkaji tarif dasar pada kisaran Rp15.000.
“Ajuan harga dasar LRT Jabodebek terebut, saya anggap masih terlalu mahal. Idealnya sekitar 2 atau 3 kali lipat dari commuter line yang saat ini sebesar Rp. 3.000 untuk 25 KM pertama. Kami tidak ingin target keberadaan LRT Jabodebek tidak tercapai,” ujar Toriq dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/5/2023).
Politikus PKS ini menyatakan, langkah pemerintah memberi pilihan alternatif moda transportasi kepada masyarakat yang tinggal di wilayah penyangga Ibu Kota sudah tepat. Ia menambahkan, semakin banyak jenis angkutan publik maka akan mengurangi kemacetan dan meningkatkan efisiensi perjalanan keseluruhan.
“Jangan sampai karena harganya terlalu mahal, akhirnya masyarakat lebih memilih angkutan umum yang sudah ada atau menggunakan mobil pribadi. Ini membuat Infrastruktur yang dibangun menjadi mubazir. Karenanya Pihak terkait harus lebih bijak dalam mengkaji harga dasar tarif LRT Jabodebek,” tegasnya.
Menurut Toriq, kalau ingin sedikit lebih mahal, infrastruktur yang dibangun harus mendukung. Singapura, tambanhnya, sudah menggunakan stasiun teringrasi. Yakni, ungkapnya, stasiun yang memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat dengan meningkatkan konektivitas antarmoda transportasi, meningkatkan efisiensi perjalanan, dan memberikan aksesibilitas yang lebih baik.