MONITOR, Jakarta – Lembaga survei Charta Politika Indonesia baru saja merilis hasil survei nasional yang diselenggarakan pada rentang 2 hingga 7 Mei 2023. Hasil survei tersebut menempatkan Ganjar Pranowo di urutan teratas, meninggalkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di posisi dua dan tiga.
Salah satu yang menarik dari survei nasional ini adalah 61% pemilih Jokowi-Ma’ruf yang menetapkan pilihannya ke Ganjar Pranowo. Hal tersebut menunjukan para pendukung atau pemilih Jokowi- Ma’ruf merasa bahwa Ganjar Pranowo merupakan sosok yang tepat untuk melanjutkan kerja dan prestasi Jokowi selama 2 periode menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Tidak hanya itu, faktor kemiripan gaya kepemimpinan Ganjar Pranowo yang kini masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dianggap bisa menjadi representasi gaya kepemimpinan Jokowi. Secara eksplisit pun Jokowi telah memberikan syarat kepada masyarakat nilai-nilai apa saja yang harus terkandung pada calon presiden yang sebaiknya dipilih pada pemilihan presiden 2024 mendatang.
“Rakyat kita butuh pemimpin yang tepat, butuh pemimpin yang benar, yang dekat dengan rakyat. Yang paham hati rakyat. Yang tahu kebutuhan rakyat. Yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan. Dan pemberani, yang berani, berani demi rakyat,” pekik Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memberikan pidato pada acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 14 Mei 2023.
Dalam pidatonya, Jokowi jelas tidak hanya menekankan soal keberanian dalam syarat menjadi presiden. Namun keberanian yang ia maksud adalah keberanian yang mau bekerja keras untuk rakyat. Terlebih lagi dekat dengan rakyat.
Bukan tidak mungkin jika 61% suara pemilih Jokowi-Ma’ruf kemudian merasa sosok Ganjar Pranowo yang masuk dalam syarat yang disampaikan Jokowi pada acara Musra kemarin. Masih dalam pidato yang sama, Jokowi juga mengeliminir model kepemimpinan yang “duduk di belakang meja” ketika seseorang menjadi presiden. Bagi Jokowi, memahami negara ini merupakan hal yang penting sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
“Rakyat butuh pemimpin yang paham, yang ngerti bagaimana memajukan negara ini. Karena pemimpin itu harus paham dan tahu potensi serta kekuatan negara ini, kekuatan bangsa ini apa. Dia harus ngerti, dia harus tahu. Dan pemimpin itu harus tahu dan paham bagaimana memajukan negara ini, dari sisi mana. Dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Bukan rutinitas, bukan rutinitas, bukan duduk di istana dan tandatangan. Bukan itu!” tambah Jokowi.
Dalam rilis survei nasionalnya, Charta Politika Indonesia menempatkan peraihan Ganjar Pranowo 38,2% dengan selisih lebih dari 7% dari Prabowo Subianto yang hanya mendapatkan 31,1%. Dilanjutkan dengan Anies Baswedan yang mendapatkan 23,6%.
“Elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami peningkatan setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan pada periode April lalu. Sedangkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan relatif mengalami penurunan,” terang Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya.
Survei Charta Politika dilakukan dengan metode wawancara tatap muka (face to face interview) dengan metode multistage random sampling. Responden survei berjumlah 1.220 dengan margin of error sebesar 2,82%.
Responden yang terlibat dalam survei berusia minimal 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih. Survei dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia dengan quality control 20% dari total sampel.