Oleh: Muhammad Husen Db. (Debe)*
Sebuah mimpi yang disampaikan Pak Surya Paloh, “suatu saat dengan waktu yang tidak terlalu lama, Indonesia akan dipimpin oleh orang berambut keriting, berkulit hitam dari timur, Agam dari Aceh, Manurung atau Siagian dari Medan”. Mimpi ini menggambarkan betapa Indonesia memiliki kejayaan kebudayaan dan keluwesan karakteristik. Indonesia yang akan menjadi negera paling berpengaruh di mata dunia.
Kita bisa memperdebatkan pikiran hebat yang kita punya, itu karena kita sadar bahwa lahirnya Indonesia karena pertengkaran pikiran dari pendiri bangsa ini. Soekarno, Hatta, Syahrir, dengan segenap pemikir di zaman itu untuk membentuk sebuah negara bangsa yang kita nikmati saat ini. Indonesia sudah terbiasa dengan perdebatan para pejuang yang tidak hanya berbicara, tetapi juga membuktikan pembicaraan dengan kerja cerdas.
Ekpresi kekuatan Indonesia ditunjukan dengan kematangan cara berpikir anak bangsa. Warisan pengetahuan baik dari sejarah yang tercatat maupun sejarah tutur, memiliki dimensi kekuatan yang harus terus terjaga. Kita harus sadar bahwa bangsa ini sejak awal kelahirannya merekomendasikan agar kekuatan kolektif harus menjadi pondasi utama.
Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, adalah kalimat yang bukan hanya deretan kata tetapi pembuktian atas lahir dan berdiri tegakknya pondasi bangsa. Kita pernah berada dibawah ancaman penindasan dan kekejaman penjajahan. Disana kita benar benar menjadi asing ditanah kita sendiri. Sejarah ini harusnya menjadi cambuk bagi kita untuk sadar sekaligus peka bahwa kita harus mendiri dan berdiri di kaki sendiri.
Manies (Mata Anies) Indonesia, didirikan untuk ikut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah gerakan bersama dalam menyelamatkan Indonesia. Mimpi tentang sebuah kepemimpinan bangsa yang harus peka terhadap Indonesia dengan segenap kebhinekaannya. Indonesia harus terus menjadi bangsa yang punya kemandirian yang kokoh.
Salah satu sikap yang penting dalam proses menjaga dan merawat bangsa adalah dengan ikut menentukan pemimpin bangsa yang sesuai dengan karakter bangsa. Indonesia adalah negara besar, negara berkembang dan akan menjadi negara maju. Maka kita harus ikut terlibat secara aktif menggawangi pemimpin demi terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pendiri Mata Anies Indonesia, Debe bersama teman-teman relawan melihat bahwa penting ada kesadaran kolektif untuk membawa bangsa ini maju dan berkembang. Bersama Sekjen Eko Pranoto, Bendum Zulkifli, memilih untuk menguatkan simpul demi sebuah cita-cita mulia memenangkan sosok pemimpin yang ideal.
Manies Indonesia telah menentukan sikap sekaligus memilih berjuang bersama Pak Anies Baswedan. Ada beberapa alasan mendasar yang melatarbelakangi pilihan ini diantaranya; pertama. Pak Anies Baswedan adalah sosok anak bangsa yang cerdas dan kreatif. Kedua, Pak Anies Baswedan adalah aktivis yang sejak kecil telah menjadi anak yang memiliki tanggungjawab dalam kepimimpinan anak muda. Ketiga, Pak Anies Baswedan merupakan darah daging pejuang bangsa. Keempat, Pak Anies Baswedan menjadi wajah bagi Indonesia dalam berbagai event Internasional. Kelima, Pak Anies Baswedan membutikan diri sebagai pelayan rakyat. Dari berbagai pertimbangan ini, Manies Indonesia memandang bahwa Indonesia harus diselamatkan dan didelegasikan kepada orang yang patut dan layak memimpin bangsa ini.
Kita sering mendengar pidato monumental yang disampaikan Pak Anies sebagai basis argumentadi kekuatan koletif. Pak Anies Baswedan menyampaikan bahwa banyak orang selalu mengeluh tentang kesenjangan jarak untuk sulit memberikan pemerataan pembangunan.
Dengan kesenjangan jarak membuat kesulitan dalam melakukan pemerataan pembangunan diseluruh Indonesia, padahal jika kita sadar bahwa betapa kita sangat dekat dan semua posisi memiliki kedekatan yang sama. Setiap kita yang berada di bumi Indonesia, kita berada di titik Nol bumi pertiwi. Semua anak bangsa yang ada di bumi Indonesia, maka jaraknya adalah titik Nol dari bumi pertiwi. Kita semua sama dekatnya dengan Indonesia. Maka semua pembangunan harusnya sama dan sejajar.
Pak Anies Baswedan menyampaikan bahwa saat ini kita sedang berdiri tegak ikut kontestasi pemilu tahun 2024 adalah kontestasi gagasan, maka kita jangan terjebak dalam gerakan sentimentil dan ikut meruntuhkan pesta yang baik ini. kita harus sadar bahwa yang kita perjuangkan adalah hak demokrasi maka tidak boleh ikut-ikutan merendahkan diri dengan merusak pesta demokrasi ini.
Seluruh Relawan Pak Anies adalah relawan yang tidak berbayar, bukan karena bayaran yang murah dan tidak ada nilainya, tetapi karena relawan yang tak ternilai harganya, begitu mulianya. Pak Anies Baswedan juga mengatakan bahwa dalam pemilu saingan adalah teman dalam demokrasi, maka harusnya saling menghargai bukan saling menjegal.
Seluruh perjuangan adalah sejarah yang hari ini kita catat, esok lusa menjadi cerita yang semoga terus menggembirakan bagi anak cucu kelak. Hari ini kita meletakkan pondasi dalam demokratisasi berbangsa dan bernegara, esok lusa menjadi referensi bagi generasi setelahnya. Semoag Indonesia senantiasa menjadi rumah besar bagi seluruh anak bangsa dalam tapak jejak kehidupan. Kami mencintaimu wahai tanah airku, Indonesia.
* Penulis merupakan Ketua Relawan Manies Indonesia