Senin, 20 Mei, 2024

Siap Dampingi Petani, Kementan Atur Berbagai Strategi Hadapi El Nino

MONITOR, Jakarta – Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjen TP) Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, meminta petani untuk melakukan percepatan tanam. Hal tersebut guna merespon adanya perubahan iklim ekstrem yakni fenomena El Nino. Dimana dampak fenomena El Nino dikhawatirkan dapat mengakibatkan kekeringan.

“Kebijakan Pak Mentan adalah untuk dilakukan percepatan tanam setelah memasuki panen raya yang hampir berakhir di bulan Mei,” kata Suwandi dalam Diskusi Virtual di Kanal YouTube Propaktani Ditjen Tanaman Pangan, Jumat (28/4/2023).

Selanjutnya, untuk penyemaian benih, Suwandi menyarankan untuk dilakukan di luar untuk mempercepat tanam, serta menggunakan benih-benih unggul super genjah dan melakukan terobosan-terobosan baru untuk tanam.

Menurutnya, dari berbagai data dan informasi secara global, Indonesia diprediksi akan dihadapkan pada iklim ekstrem. Tahun 2023 dari NOAA dan International Research Institute For Climate and Sociaty (IRI) akan terjadi fenomena El Nino walaupun skalanya lemah atau rendah. Meski demikian, Suwandi menyebut agar kewaspadaan tetap dilakukan untuk mengantisipasi dampaknya.

- Advertisement -

Selain itu, saat terjadi pancaroba subsektor tanaman pangan juga akan dihadapkan pada serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit kerap terjadi baik setelah hujan ke musim kering atau sebaliknya.

Oleh karenanya, pihaknya melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan terjadi organisme pengganggu tanaman (OPT). Peramalan OPT merupakan komponen penting dalam strategi pengelolaan OPT Tanaman Pangan.

Pasalnya, dengan peramalan OPT dapat memberikan peringatan dini tentang populasi dan tingkat serangan. Peramalan OPT merupakan komponen penting dalam strategi pengelolaan OPT Tanaman Pangan karena peramalan dapat memberikan peringatan dini tentang populasi dan tingkat serangan.

Biasanya pada musim pancaroba itu akan terjadi serangan hama dan penyakit, sebagai langkah awal antisipasi dini, maka dilakukan bimbingan teknis (Bimtek) peramalan OPT pada 27 April lalu.

Mengawali kegiatan Bimtek, Dirjen TP menyampaikan bahwa dalam kondisi iklim ekstrim ini diharapkan tim POPT melakukan peramalan di daerah-daerah yang menjadi ancaman, walaupun selama ini sudah kita mapingkan daerah-daerah langganan serangan OPT misal daerah wereng, daerah hama tikus dan kresek.

“Ini rawan makanya harus ada persiapan. Maka dilakukan peramalan daerah ancaman walaupun sudah kami petakan daerah langganan OPT. Daerah rawan wereng, hama tikus dan lainnya dipetakan dan antisipasi dini,” imbuhnya.

Setelah dilakukan peramalan terhadap serangan hama dan penyakit serta organisme pengganggu tumbuhan harus dilakukan langkah lanjutan. Langkah menghadapi ancaman El Nino dengan melakukan antisipasi dini, diantaranya mapping daerah rawan kekeringan, membentuk brigade air, early warning system dan memantau data BMKG, serta percepatan tanam dan asuransi usahatani.

Sedangkan langkah adaptasi diantaranya, penyiapan sumber sumber air, alsintan pompa, traktor, combine, penggunaan benih tahan kekeringan, sedangkan langkah mitigasi: teknologi budidaya hemat air, percepatan panen, sistem tumpangsari, klaim asuransi bagi puso, bantuan benih gratis bagi puso yang belum diasuransikan

Selanjutnya, Suwandi mengingatkan kembali arahan Mentan SYL agar jajaran Kementan hadir secara langsung mendampingi petani dalam menghadapi El Nino.

Mentan SYL Apresiasi Program Ditjen TP dalam Jaga Pasokan Pangan saat Ramadan dan Lebaran

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan bangga dan berterima kasih kepada seluruh jajarannya di Kementerian Pertanian (Kementan) atas keberhasilan dalam menjaga pasokan bahan pangan pada momentum Ramadhan dan Idul Fitri 1444 H yang baru saja berlalu.

Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Mentan SYL di hadapan jajarannya dalam gelaran Halal Bihalal Idul Fitri 1444 H Keluarga Besar Kementan di Jakarta (3/5/2023). Menurutnya, kesuksesan ini terwujud atas kerjasama semua pihak, mulai dari petani, hingga pegawai Kementan yang sudah melakukan berbagai upaya.

Tak hanya itu, Mentan SYL juga mengapresiasi sejumlah program yang telah dilakukan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) dalam menjaga stabilitas pangan nasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis sebanyak 18 Provinsi di Indonesia mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani atau NTP pada Bulan April 2023. Kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dengan kenaikan mencapai 1,15 persen.

Karenanya, ketersediaan dan pasokan produksi pangan selama bulan puasa dan lebaran kemarin dalam posisi aman dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini didorong juga oleh panen raya yang terjadi di sejumlah sentra.

Tak hanya berbicara soal keberhasilan menjaga pasokan pangan saat Ramadhan dan Idul Fitri, dalam kesempatan itu, Mentan SYL juga meminta seluruh jajarannya untuk bersiap menghadapi El Nino yang diperkirakan datang pada Agustus mendatang.

Mentan SYL menyebut, pihaknya sudah menyusun berbagai strategi dalam menghadapi El Nino. Salah satunya dengan menggencarkan sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Tahun 2023, Kementan menargetkan AUTP seluas 652.778 hektar (ha). Dengan ikut asuransi pertanian, petani akan merasa aman untuk berproduksi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER