Jumat, 22 November, 2024

Sulap Bekas Sawah Jadi Kolam, Pembudidaya di Bogor Sukses Produksi 3 Ton Nila

MONITOR, Bogor – Kelompok pembudidaya di Bogor, Jawa Barat, sukses memanfaatkan lahan bekas sawah menjadi kolam budidaya hingga mampu memproduksi 3 ton ikan nila per tahunnya. Keberhasilan ini salah satunya berkat konsistensi pendampingan dari penyuluh perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Masyarakat Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Perikanan Air Tawar di Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tak henti-hentinya berterima kasih kepada Nurkholik. Berkat pendampingan penyuluh perikanan tersebut, produksi ikan nila di lahan bekas sawah mereka meningkat drastis dari sekitar 2 kuintal pada 2021 menjadi sekitar 3 ton pada 2022.

Pokdakan Perikanan Air Tawar secara resmi berdiri pada Agustus 2020 dan baru memulai kegiatan budidaya pada akhir 2020. Awalnya masyarakat tersebut bertani dan berkebun. Tidak ada kolam budidaya ikan sama sekali disana.

- Advertisement -

Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya mereka sepakat “banting setir” ke budidaya perikanan, dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup. Dicarilah penyuluh perikanan setempat untuk membantu mewujudkan impian mereka.

“Dengan kondisi seperti itu saya terpanggil untuk mengembangkan potensi yang ada di Pabangbon dengan semangat dari warga. Mereka mulai bertahap dari nol, karena tidak mempunyai kolam ikan pada awalnya. Ini merupakan tegalan atau sawah gitu, yang tadinya bisa digunakan untuk palawija sekarang mereka buat untuk lahan budidaya. Mereka gali sendiri, mereka bentuk kolam-kolam seperti ini menjadi hamparan untuk kegiatan budidaya,” ujar Nurkholik.

Nurkholik merupakan Penyuluh Perikanan Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor di bawah Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Karena pembinaan dan pendampingan dari pusat ataupun dari pemerintahan berbasis kelompok, saya coba untuk mengarahkan mereka kepada pembentukan kelompok. Akhirnya saat akhir 2020 terbentuklah sekitar 10 anggota bahkan lebih itu mengikrarkan diri ingin membentuk sebuah kelompok. Terbentuklah Kelompok Perikanan Air Tawar sebagai bukti bahwa mereka mewujudkan keinginan mereka bisa mengembangkan perikanan di lingkungannya, dan alhamdulillah sudah dilegalisasi juga dibuatkan SK-nya atas nama Kepala Desa Pabangbon,” tambahnya.

Beberapa bulan Pokdakan menjalani kegiatan budidaya, hasilnya cukup memuaskan. Namun malang tak dapat ditolak, orang yang diandalkan untuk permodalan meninggal dunia pada Februari 2021. Kendati begitu, semangat Pokdakan tak surut. Berkat kegigihan ditambah pendampingan dari Nurkholik, kelompok pembudidaya itu memilih tetap berproduksi hingga mampu meningkatkan hasil panen.

Sampai saat ini, Nurkholik masih mendampingi para pembudidaya di Bogor tersebut. Penyuluhan, pendampingan, pembinaan, monitoring dan evaluasi terus dilakukan Nurkholik untuk memastikan kualitas panen para pembudidaya bisa terus meningkat.

“Sangat dibantu sudah dibina oleh Bapak Nurkholik sebagai penyuluh perikanan. Budidaya di sini ikannya ikan nila merah sama ikan nila putih. Kalau untuk pendampingan dari Pak Nurkholik, satu cara merawat, yang kedua cara memilih pembenihan untuk yang ditanam di kolam ini dan cara memberi pakan,” tutur Mamat, Ketua Pokdakan Budidaya Air Tawar.

Senada dengan Mamat, Sekretaris Desa Pabangbon Novi Firdaus juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Nurkholik. Hal ini salah satunya ia sampaikan secara resmi pada Program Bina Desa, atas kerja sama Puslatluh KP dengan Universitas Nasional (Unas) Jakarta, beberapa waktu lalu. Program tersebut berisi sosialisasi cara berbudidaya ikan nila, yang menampilkan narasumber Nurkholik dan Adang Saputra dari BRPBATPP.

“Melalui acara sosialisasi tentang perikanan, yaitu ikan nila oleh KKP Alhamdulillah telah memberikan pembelajaran pembenihan ikan untuk Warga Desa Pabangbon. Kami berterima kasih kepada bapak Kholik yang telah membantu memberi penyuluhan keluarga kami di Desa Pabangbon. Dia berjibaku, intinya dari kantor ke Pabangbon itu lumayan jauh tapi beliau tidak merasa mengeluh dalam artian siap membantu untuk kelompok-kelompok pembudidaya yang ada di desa kami. Terima kasih kepada Pak Kholik yang telah sudi membantu masyarakat,” ujar Novi.

Namun demikian, namanya kehidupan ada saja hambatan dan rintangan yang datang, termasuk pada usaha budidaya nila Desa Pabangbon. Misalnya datangnya masa pandemi dan tidak lancarnya suplai pakan pada awal 2022. Lagi-lagi berkat kegigihan Pokdakan dan pendampingan dari Nurkholik, komoditas pun ditambah, tak lagi hanya nila, tetapi lele juga.

“Semenjak tidak lancar suplai pakan untuk nila, akhirnya anggota Pokdakan coba juga ke lele secara bertahap, karena lele pakannya bisa dari sisa rumah tangga,” kata Nurkholik.

Pokdakan di Desa Pabangbon tersebut bukan satu-satunya kelompok yang Nurkholik dampingi. Ia juga bukan penyuluh kemarin sore. Makan garam di dunia penyuluhan sudah ia geluti sejak 2008 sebagai Penyuluh Perikanan di Jakarta Utara dan lanjut di Bogor sejak 2011. Pada 2020 ia yang sudah mendampingi 11 kelompok dimintakan bantuan untuk medampingi Pokdakan Perikanan Air Tawar. Pada 2021, kelompok binaannya bertambah lagi menjadi 13 kelompok hingga saat ini. Penghargaan pun sudah pernah ia sabet sebagai Juara III Penyuluh Perikanan Bantu Tingkat Kabupaten Bogor Tahun 2018.

Upaya lelaki kelahiran Cirebon 45 tahun lalu ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Salah satu contohnya terjadi pada Pokdakan Mekar Tani di Barengkok, Bogor, dengan komoditas lelenya. Mula-mula, Pokdakan ini hanya melakukan usaha pembenihan. Selanjutnya dilakukan usaha pembesaran. Kini Pokdakan tersebut merambah juga ke usaha pengolahan dan pemasaran, sehingga lengkap sudahlah dari hulu ke hilir.

“Awal hanya pembenihan dan menjual benih. Penghasilan dari menjual benih saja. Selanjutnya pembesaran juga untuk dijual dagingnya. Dan untuk pemanfaatan daging lele yang tidak terjual dibuat olahan ikan. Tentu ada peningkatan penghasilan, karena segmentasinya berkembang,” jelas Nurkholik.

Tak hanya itu, belum cukup 13 kelompok, lulusan Teknologi Hasil Perikanan Institut Perikanan Bogor ini juga ingin mengajak anak-anak muda dan mahasiswa untuk menggeluti bidang perikanan. Salah satunya ia sampaikan kepada mahasiswa Unas.

“Harapan saya pada pelaku usaha dan pelaku utama budaya ikan, harapan terbesar saya adalah mereka bisa sukses dengan antusiasnya dengan semangat yang mereka miliki merupakan sumber daya yang tidak bisa tergantikan, karena halangan, hambatan, rintangan sebesar apapun jika dilandasi dengan semangat yang besar untuk mengembangkan usaha budidaya Insyaallah akan terasa ringan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong agar kegiatan pelatihan dan penyuluhan lebih rutin dilaksanakan ke masyarakat terkait sektor kelautan dan perikanan sebagai upaya menambah tingkat kesejahteraan warga di berbagai daerah.

“Penyuluhan dan pelatihan harus rutin diberikan kepada masyarakat, agar masyarakat punya keahlian untuk menambah penghasilan,” kata Menteri Trenggono.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER