Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro
MONITOR, Jakarta – Meski ada perbedaan dalam penentuan 1 Syawal 1444 H, namun perjalanan mudik masyarakat tahun ini jauh lebih baik. Infrastruktur perjalanan, baik di wilayah Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa cukup mendukung arus mudik yang mencapai 100 juta lebih.
Hal demikian disampaikan oleh pengamat Intelijen dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro. Pengamat yang akrab disapa Simon ini menyebutkan bahwa faktor keamanan adalah salah satu kunci nyamannya perjalanan selama Mudik 2023.
“Saya melihat Polri serius mempersiapkan diri dalam mengawal perjalanan mudik tahun ini. Keterlibatan Panglima Tinggi (Pati) Polri bintang 3 meningkatkan efektifitas komando pengamanan Mudik 2023” kata Simon.
Simon menuturkan baik perjalanan darat, laut, maupun udara semuanya terpantau sangat baik. Artinya, Polri melaksanakan tugasnya secara totalitas dalam mengawal Mudik 2023. Ada peningkatan dari tahun ke tahun.
“Sistem penerapan contra flow setidaknya sudah tersosialisasikan dengan baik di tengah masyarakat. Demikian halnya pengamanan di bandara dan pelabuhan dari kriminalitas, yang biasanya terjadi, tahun ini mengalami penurunan kasus. Misalnya, kepolisan langsung menangani laporan terkait bajing loncat di Banten,” tuturnya.
Menurut Simon Koordinasi antar stakeholders yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan mudik cukup ciamik. Indikatornya, pembaharuan informasi terkait mudik tidak pernah putus. Masyarakat dapat dengan mudah menentukan jalur, tempat istirahat, dan memperhitungkan segala sesuatu sebelum perjalanan.
“Lancarnya informasi ini mendukung dalam mengurangi angka kecelakaan. Masyarakat jadi semakin teredukasi tentang safety riding,” kata Simon.
Namun, di sisi lain, mudik adalah salah satu titik rawan yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk menciptakan gangguan ketertiban masyarakat. Pengaktifan sel-sel kelompok teroris di antaranya dilakukan melalui perjalanan mudik ini. Karena pergerakan jumlah orang dalam jumlah besar berpotensi memperlemah deteksi dini pergerakan terorisme.
Kita belajar dari tahun 2019, dimana waktu itu ada kejadian pengeboman yang menyasar kepolisian menjelang Hari Raya Idul Fitri. “Tahun ini tampaknya TNI dan Polri dapat mengantisipasi hal tersebut jauh-jauh hari. Ini salah satu bentuk persiapan yang cukup matang,” kata Simon.
Perayaan hari raya seringkali dijadikan momentum oleh kelompok tertentu dalam mencari perhatian masyarakat bahwa mereka masih eksis. Kejadian penyerangan personel TNI di Papua beberapa hari yang lalu adalah buktinya. “Untungnya, kita memiliki TNI yang melakukan penanganan secara responsif TNI terhadap gangguan di Papua ini,” kata Simon.
Simon menyarankan kepada Polri dan TNI utamanya untuk terus memantau dan mewaspadai gerakan kelompok-kelompok tersebut karena dapat mengganggu masyarakat dalam merayakan hari kemenangan. “Saya kira, TNI dan Polri mampu menangani persoalan ini sebagaimana penanganan Mudik 2023,” pungkas Simon.
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan kabar baik seputar penyelenggaraan ibadah haji 1446…
MONITOR, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo bertemu dengan Duta Besar Belanda untuk…
MONITOR, Jakarta - Menjelang musim haji pemerintah Arab Saudi mengaluarkan aturan menghentikan sementara penerbitan visa…
MONITOR, Bima - Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Bima ke- 23, Anggota DPD RI, Mirah…
MONITOR, Jakarta - Tahap II pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Reguler 1446 H/2025 M…
MONITOR, Jakarta - Menyikapi pemberitaan yang beredar terkait aksi keji gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM)…