MONITOR, Jakarta – Politisi Muda Partai Amanat Nasional (PAN) Syafrudin Budiman atau Gus Din menyambut baik rencana pembentukan dan penggabungan koalisi besar partai politik dalam pemilihan presiden 2024.
Dimana Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersatu dengan Koalisi Kebangsaan Indonesia Raya (K-KIR) yang terdiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Usulan ini muncul dari acara silaturahmi Ramadan bersama ketua umum partai politik pendukung Presiden Jokowi di Kantor DPP PAN, Minggu (02/04/2023) di Jakarta. Hal ini terlihat dalam pertemuan itu ditemukan kesamaan pemikiran yang sama dari 5 ketua umum partai politik untuk pemilihan presiden mendatang.
“Kita mendukung terbentuknya koalisi besar 5 partai politik bersatu dalam koalisi besar antara KIB dan KK-IR. Soal Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden bisa dibicarakan para Ketua Umum partai politik untuk Indonesia yang lebih maju dan lebih bangkit,” kata Syafrudin, Rabu (5/4/2023) di Jakarta.
Menurut Gus Din, Presiden Jokowi saat hadir di acara silaturahim di kantor PAN juga senang kalau kedua koalisi KIB dan KK-IR bersatu untuk bangsa. Bahkan, koalisi ini akan semakin kuat mengawal sampai akhir pemerintahan Jokowi – KH Ma’ruf Amin pada Oktober 2024.
“Dalam penentuan Capres-Cawapres bisa saja Prabowo-Airlangga, Prabowo-Zulkifli Hasan, Prabowo-Erick Thohir, Prabowo-Muhaimin atau Prabowo dengan yang lain. Yang jelas koalisi ini berpotensi menang 1 putaran dan bisa menjadi kekuatan besar di dalam pemerintahan mendatang,” terang Ketua Umum DPP Perhimpunan UKM Indonesia ini.
Terakhir kata Gus Din, apabila PDI Perjuangan bergabung dalam koalisi besar ini, bisa saja keluar wacana Prabowo-Puan atau Prabowo-Ganjar. Diharapkan, PDI Perjuangan juga bisa bergabung dan menjadi satu kesatuan membangun bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
“Bisa juga nih nama Pranowo-Puan atau Prabowo-Ganjar kalau PDI Perjuangan ikut bergabung. Bahkan bisa muncul wacana Ganjar-Erick, Ganjar-Airlangga atau Ganjar-Zulkifli Hasan. Kita lihat saja kedepannya,” pungkasnya.