Jumat, 19 April, 2024

Erick Thohir Bersama Tokoh Lintas Agama Gaungkan Toleransi

MONITOR, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir hadir dalam acara yang bertajuk “Buka Puasa Bersama Tokoh Lintas Agama” dibalut dengan dialog kebangsaan.

Dalam acara yang diinisiasi Gus Miftah itu hadir pula Pendeta Gilbert dan tokoh-tokoh dari lintas agama. Acara buka puasa bersama ini digelar di Hotel Borobudur Jakarta pada Selasa (28/3/2023). 

Erick Thohir mengaku bangga dan bersyukur acara ini turut dihadiri perwakilan pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. 

“Saya rasa kita patut bersyukur, karena melihat Indonesia dari segala sisi, semuanya baik. Kita diberi kelengkapan oleh Tuhan, Indonesia yang banyak masalah namun dengan masalah itu kita justru semakin bersatu untuk menyelesaikan masalah,“ papar Menteri yang juga Ketua PSSI tersebut. 

- Advertisement -

“Kita diajarkan karakter oleh leluhur, saya rasa tantangan ke depan adalah karakter dan moral bangsa. Jadi karakter ini harus selalu dirawat, dipupuk. Sehingga menciptakan bangsa yang berakhlak,” jelasnya. 

Sementara itu Pendeta Gilbert berpesan agar sesama umat beragama di Indonesia harus saling menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai toleransi dan kebhinekaan.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat bisa saling membantu sesama dalam kesusahan, bersikap gotong-royong yang telah menjadi budaya leluhur bangsa.

“Jadi acara ini diinisiasi oleh Gus Miftah, dia yang menghubungi untuk gelar buka puasa bersama. Di bulan Ramadhan ini spesial bagi saudara muslim, spesial juga bagi umat kristiani karena akan menyambut paskah. Maka di sini menjadi ajang silaturahmi kita bersama. Mari kita berdoa kepada Tuhan semoga semua diberkati, Indonesia dan semua yang hadir dilindungi Tuhan.” terang Pendeta Gilbert saat membuka acara.

Sikap toleransi ini senada dengan apa yang disampaikan Gus Miftah. Ia berharap dengan adanya buka puasa bersama ini bisa meningkatkan kekokohan dan mempererat tali silaturahmi sesama anak bangsa. Serta, semakin mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Gus Miftah pun berumpama Indonesia layaknya rumah yang memiliki enam kamar. Di tiap kamar ialah representasi dari tiap agama yang di yakini di Indonesia.

Jika ingin Indonesia ini damai mengenai keberagaman agama, maka sudah selayaknya sebagai penghuni rumah untuk tak memasuki ruang kamar yang bukan miliknya.

“Saya meyakini, jika kita masuk ke kamar masing-masing, tidak akan menciptakan masalah. Karena tidak menganggu keyakinan orang lain. Kita dipersatukan dengan perbedaan yang ada, berdiri di negara yang sama, yaitu Indonesia. Jangan mau diadu domba, saya menyerukan untuk membantu pemerintah menciptakan suasana yang akur dan kondusif,“ jelasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER