Jumat, 26 April, 2024

Orasi Ilmiah di ISI Padang Panjang, Prof Rokhmin beberkan Kunci Sukses Kehidupan di Era Ketidakpastian

MONITOR, Padang – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS memberikan Orasi Ilmiah bertema “Lulusan Perguruan Tinggi Yang Kompeten, Inovatif, Beretos Kerja Unggul, Berakhlak Mulia, Dan Beriman-Taqwa: Kunci Sukses Kehidupan Di Era Ketidakpastian Global” dalam sidang Senat Terbuka Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Wisuda Strata I dan Strata II Periode II Tahun Akademik 2022/2023, Senin (20/3).

Dalam pesannya, mantan menteri kelautan dan perikanan itu mengingatkan bahwa sebagai warga negara dan warga dunia yang baik, seorang alumni Perguruan Tinggi (PT) yang sukses juga diharapkan turut berkontribusi signifikan bagi terwujudnya Indonesia Emas (maju, adil-makmur, dan berdaulat) paling lambat pada 2045, dan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan (for a better and sustainable world)

“Setelah wisuda ini, saudara-saudara semua harus terus membaca dan belajar tentang IPTEKS baru. Karena, belajar dan menuntut ilmu itu sejatinya harus dari sejak kita lahir hingga sebelum wafat (Hadits). Long-life Education,” ujarnya.

Guru Besar Emiritus Shinhan University, Korea Selatan tersebut menuturkan delapan karakter profil alumni Perguruan Tinggi yang dibutuhkan di abad-21 yang penuh dengan ketidakpastian. Terutama para wisudawan dan wisudawati untuk memperkirakan dan menentukan jenis-jenis IPTEK, keahilan, profesi, dan profil (karakter) SDM (lulusan Peguruan Tinggi) yang dibutuhkan saat ini dan di masa depan. “Lulusan perguruan tinggi diharuskan memiliki profil mumpuni agar mampu eksis di abad-21,” terangnya.

- Advertisement -

Adapun 8 karakter (ciri) tersebut antara lain : Pertama, kompeten pada bidang IPTEK (PRODI) yang ditempuh selama kuliahnya. “Di era Industry 4.0 dan Soceity 5.0 ini, keahlian (expertise) dan keterampilan (skills) para alumni ISI Padang Panjang, baik yang berasal dari Fakultas Seni Pertunjukan maupun Fakultas Seni Rupa dan Desain semakin dibutuhkan, baik di Indonesia maupun di dunia,” ujar Rokhmin.

“Karya seni dan kiprah para alumni serta Civitas Academica ISI Padang Panjang juga diharapkan berkontribusi signifikan bagi perbaikan nurani (jiwa) Umat Manusia, khususnya rakyat Indonesia, supaya lebih lembut, menyejukkan, damai, saling menghormati, saling membantu, dan saling berkolaborasi untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045; dan dunia yang lebih baik, sejahtera, dan berkelanjutan (sustainable),” jelasnya.

Kedua, memiliki kemampuan analisis, sintesis, kritis, kreatif, inovatif, dan problem solving (memecahkan masalah). Ketiga, menguasai dan terampil menggunakan teknologi digital termasuk komputer, HP, dan gadget lainnya. Keempat, memiliki soft skills seperti dapat memelihara dan memompa motivasi diri, adaptive (cepat belajar dan menyesuaikan diri dengan hal baru), agile (gesit, cekatan), bisa bekerjasama, teamwork, disiplin, entrepreneurship, dan leadership.  

Kelima, menguasai sedikitnya satu bahasa asing seperti Inggris, Arab, atau Mandarin.  Keenam, berakhlak mulia termasuk jujur, amanah, fathonah (cerdas dan visioner), tabligh, berempati, menyayangi sesama makhluk Tuhan YME, sabar, dan bersyukur. Ketujuh adalah beriman dan taqwa kepada Tuhan YME menurut agama masing-masing. 

Sementara itu, menurut Rokhmin Dahuri pemahaman mengenai segenap informasi pembangunan bangsa dan dinamika peradaban gobal dapat dijadikan dasar bagi para alumni ISI Padang Panjang untuk mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan pembangunan, jenis pekerjaan (profesi), karakteristik atau profil SDM (Sumber Daya Manusia), inovasi, dan informasi yang dibutuhkan untuk masa kini dan masa depan.

“Saya berharap Orasi Ilmiah ini dapat memberikan semacam perspektif, arah, dan tambahan bekal bagi para wisudawan untuk hidup sukses serta bahagia. Untuk menjadi alumni ISI Padang Panjang yang berhasil, para wisudawan mesti memahami kondisi kehidupan dan status pembangunan bangsa kita saat ini, dan Peta Jalan (Road Map) Pembangunan Bangsa Menuju Indonesia Emas pada 2045,” tutur Prof Rokhmin.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER