Kamis, 2 Mei, 2024

Momentum Panen Raya, DPR Minta Bulog Serap Gabah Petani Secara Maksimal

MONITOR, KENDARI – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) meminta Badan Urusan Logostik (Bulog) untuk melakukan penyerapan panen raya secara maksimal. Terlebih saat ini, semua sentra padi di Indonesia tengah menggelar panen raya besar.

Sekedar informasi, para petani di Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh mengeluhkan harga gabah basah yang anjlok sampai Rp 3.8000 per kilogram. Padahal tadinya, harga gabah mencapai Rp 5.600 per kilogram. Menurut petani setempat, Baron, harga tersebut tak mampu menutupi modal yang dihitung dari berbagai rincian penggunaan.

Terkait hal ini, Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasliddin dalam masa reses persidangan III tahun sidang 2022-2023 di Kendari, Sulawesi Tenggara mengatakan bahwa penyerapan Bulog sangat penting untuk menambah cadangan. Apalagi kalau Bulog melakukan pembelian sesuai dengan harga yang diinginkan petani.

“Oleh karena itu kita harus mendorong Bulog agar melakukan pembelian beras di dalam negeri dengan harga fleksibilitas. Saya kira kuncinya di situ karena Bulog dituntut untuk melakukan operasi pasar. Bagaimana bisa operasi pasar kalau tidak punya stok. Dengan pembelian dalam negeri, maka petani pun diuntungkan,” ujarnya, Senin, 20 Februari 2023.

- Advertisement -

Menurut Andi Akmal, panen raya tahun ini diperkirakan akan membanjiri kondisi beras nasional. Bahkan sesuai data BPS, ketersediaan beras Indonesia lebih dari cukup alias surplus. Terkait dengan hal itu, dia yakin karena BPS merupakan lembaga yang keberadaannya dijamin negara.

“Kita tahu Bulog selama ini adalah pedagang, sehingga target penyerapan beras untuk CBP (Cadangan Beras Pemerintah) minimal 1,5 juta ton, syukur-syukur 2 juta ton sampai dengan bulan Juni ini karena musim panen sedang berlangsung di mana-mana,” katanya.

Anggota Komisi IV DPR RI lainya, Dwita Ria Gunadi mengatakan bahwa produksi padi atau beras dalam negeri pada masa panen raya tahun ini sangatlah melimpah. Maka dari itu, dia meminta agar Bulog memperbaiki cara kerjanya supaya dapat mengoptimalkan serapan gabah atau beras dalam negeri.

“Bulog harus memperhitungkan pesaing-pesaingnya yaitu penggilingan swasta yang ada di daerah. Jangan sampai ketika masa panen, berasnya tidak dapat atau uangnya tidak tersedia. Jadi ini biar kami juga dapat kejelasan,” katanya.

Dwita menambahkan masa panen raya padi tahun ini merupakan momentum bagi Bulog untuk memaksimalkan pembelian. Langkah ini penting karena cadangan beras tetap harus diperhitungkan.

“Faktanya setelah penyebaran beras Bulog, harga beras masih mahal, contohnya di Lampung, walaupun ketersediaan beras cukup tapi tetap mahal,” katanya.

Perlu diketahui, sesuai data KSA BPS per 20 Januari 2023 memprediksi pada Februari luas panen 1,0 juta hektar setara 3,2 juta ton beras dan pada Maret nanti panen 1,9 juta hektar setara 5.9 juta ton beras. Saat ini sudah memasuki panen raya dan wilayah panen yang luas di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Sulatan, Lampung, Sumatera Utara, Banten, Aceh, NTB maupun Kalimantan Selatan dan daerah lainnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER