MONITOR, Jakarta – Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan segera mengumumkan calon presiden (capres) yang akan diusung PDIP di Pilpres 2024. Pengumuman itu dilakukan tahun depan. Siapa tokoh yang akan diusung PDIP?
“Bahwa Ibu Mega telah memutuskan untuk rencana mengumumkan calon presiden pada tahun 2023. Jadi itu bocoran yang saya sampaikan bahwa capres dari PDI Perjuangan bocorannya akan diumumkan pada tahun 2023, ya, itu,” kata Hasto saat konferensi pers secara daring bertajuk ‘Refleksi Akhir Tahun 2022 dan Harapan Menuju Tahun 2023’.
Meski demikian Hasto tidak menyebut kandidat capres yang akan diumumkan oleh Megawati. Saat ini, ada dua sosok yang potensial dicalonkan oleh PDIP, yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
Hasto hanya membocorkan kriteria capres yang akan dicalonkan PDIP, yakni harus mampu melanjutkan nafas kepemimpinan dari para tokoh PDIP sebelumnya, yakni Presiden ke-1 RI Ir Soekarno, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Jokowi.
“Bocoran kedua ya itu calon itu yang diputuskan tentu saja yang mampu melanjutkan napas kepemimpinan perjuangan dari Bung Karno, Ibu Mega, dan Pak Jokowi,” katanya
Lebih lanjut, Hasto memastikan sosok capres yang akan diusung PDIP telah dipersiapkan di internal partai secara matang. Dia meyakini capres yang nantinya resmi dimajukan oleh PDIP akan mampu menjadi pemimpin nasional yang dapat memikul tanggung jawab,
“Ketiga, bahwa calon tersebut telah dipersiapkan secara matang untuk mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat memikul tanggung jawab bagi masa depan,” ujar dia.
Beberapa waktu lalu, Hasto juga pernah membeberkan kriteria capres yang akan dipilih Megawati. Salah satunya, Megawati akan mempertimbangkan melalui rekam jejak.
“Ibu Megawati di dalam tradisi beliau untuk calon pemimpin itu melihat track record-nya, melihat rekam jejaknya, melihat karakternya, melihat daya juangnya,” jelasnya.
“Dan kemudian sebagai insan yang percaya pada Tuhan tentu juga memohon petunjuk dari Tuhan Yang Mahakuasa mendengarkan aspirasi dari rakyat, itu yang dilakukan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri,” imbuhnya.
Selain itu, pemimpin yang akan diusung nantinya diharapkan tidak hanya berbicara soal elektoral. Namun memperhatikan permasalahan lain yang ada.
“Kerawanan pangan, masalah pendidikan kita sangat khawatir bagaimana negara sebesar Indonesia ini seluruh perguruan tingginya kalah dengan negara-negara tetangga. Jadi pemimpin di antara bangsa-bangsa itu, harusnya lebih dominan daripada sekedar berbicara tentang elektoral,” ujarnya.
“Kita ingin pemimpin itu mengakar sebagai cermin kekuatan kolektif rakyat. Kita tidak ingin ada seorang pemimpin hanya dibangun dari faktor elektoral, tetapi dari kualitas kepemimpinan, dari karakter kepemimpinan, dari agenda-agenda strategis di dalam meyakinkan nasib lebih dari 270 juta rakyat Indonesia. Wacana itulah yang ingin didorong oleh PDIP,” pungkasnya.