MONITOR, Jakarta – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar Dialog Kebangsaan bertajuk ‘Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana dalam Perencanaan Pembangunan Nasional di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berdasarkan Haluan Pembinaan Ideologi Pancasila’, Selasa (20/12/2022).
Dialog Kebangsaan ini dibuka oleh Kepala BPIP yang diwakili Direktur Pengkajian Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila Irene Camelyn Sinaga, AP., M. Pd dan disambut Rektor Universitas Gajah Mada, Prof. Dr. Ova Emilia, M. Med, Ed., Sp. OG (K), Ph. D. di Auditorium Sukadji Ranu Wiharjo Gedung Magister Management Universitas Gajah Mada (UGM).
Kegiatan ini juga dihadiri narasumber terkemuka diantaranya Dosen Fakultas Hukum UGM Dr. Andi Sandi Antonius, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Alumni UGM Dr. Arie Sujito, Anggota Komisi VI DPR RI dan Anggota Pansus RUU Sisnas IPTEK Dr. Rieke Diah Pitaloka, Akademisi IPB, Penggagas Data Desa Presisi Dr. Sofyan Sjaf, serta Kepala Pusat Studi Pancasila Universitas Gajah Mada Drs. Agus Wahyudi, Ph. D. yang dipandu oleh Diasma Sandi Swandaru.
Mengawali dialog, Agus Wahyudi membahas Implementasi Nilai Pancasila: Semangat Kebangsaan Indonesia Rumah Kita.
Dalam mengimplementasikan Pancasila, menurut Agus dibutuhkan hal-hal kongkret yang ada dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.
“Mengimplementasikan Pancasila sebaiknya tidak terlalu abstrak karena Pancasila itu melekat dengan norma dan nilai dalam kehidupan bermasyarakat.” Agus Wahyudi.
Selanjutnya Arie Sujito menyinggung tentang Penguatan Pendidikan Karakter Bangsa melalui Pengamatan Nilai-Nilai Pancasila di Era Milenial.
“Dalam konteks mahasiswa milenial, jangan ada dikotomi antara aktivisme dan akademisi. Kampus harus menjadi wadah untuk hal tersebut terutama dalam mengawal adanya Pusat Studi Pancasila di Perguruan Tinggi, karena Pusat Studi Pancasila merupakan arena pembentukan pengetahuan, debat, diskusi untuk memaknai Pancasila sehingga itu bisa menjadi energi baru dan akhirnya Pancasila tidak sekedar nama.” terang Arie.
Andi Sandi Antonius selanjutnya membahas aktualisasi Pancasila sebagai landasan hukum dalam bernegara.
Dalam mengaktualisasi Pancasila, kata Andi, harus dimulai dari diri sendiri dengan melaksanakan dan memahami Pancasila sebagai prinsip dasar dalam kehidupan bernegara.
“Aktualisasi Pancasila dalam bernegara dapat dimulai dari diri sendiri dengan melaksanakan dan memahami Pancasila sebagai prinsip dasar dalam kehidupan bernegara. Selain itu, peraturan harus ditegakkan, Penegakan hukum tanpa memandang bulu, statfundamentalnorm dan musyawarah mufakat.” kata Andi, yang merupakan Dosen Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada.
Pandangan lain disampaikan Akademisi IPB, Penggagas Data Desa Presisi Sofyan Sjaf. Ia menyebut pemantapan nilai dan pemupukan amal perbuatan Pancasila sebagai modal utama bela negara.
“Aktualisasi dalam membela negara dapat dilakukan dengan memantapkan nilai dan memupuk amal perbuatan pancasila.” kata Sofyan.
Anggota Komisi VI DPR RI dan Anggota Pansus RUU Sisnas IPTEK, Rieke Diah Pitaloka, pun membahas Implementasi nilai-nilai Pancasila.
“Pancasila adalah ilmu amaliah mengamalkan ilmu ilmiah karena sebaiknya ilmu itu yang bermanfaat untuk orang lain terutama dalam mengentaskan kemiskinan dan kebodohan.” kata Rieke.
Ia menambahkan bahwa ilmu pengetahuan harus digunakan tepat untuk merumuskan kebijakan penting di seluruh bidang kehidupan pola pembangunan semesta berencana.