MONITOR, Serang – Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pangan Nasional (Bapanas), Perum Bulog dan ID Food melakukan kunjungan kerja spesifik ke beberapa tempat di Provinsi Banten, tempat pertama yang dikunjungi adalah pasar induk Rau kota Serang. Rombongan mengecek langsung harga dan ketersediaan komodita bahan pokok terutama beras.
Salah satu anggota Komisi IV DPR RI Maria Lestari menanyakan langsung harga dan ketersediaan beras menjelang Natal dan tahun baru ini. Diperoleh informasi bahwa harga beras medium bervariasi dari harga Rp. 10.400-10.700 / kg nya, dan premium Rp. 11.000- Rp.13.000 / kg nya. Untuk ketersediaan beras pedagang mengakui tidak mengalami kesulitan, hanya saja harga memang mengalami sedikit kenaikan tapi relatife wajar sekitar Rp. 200-500 / Kg.
Berdasarkan hasil sidak Maria mengungkapkan beberapa harga pangan memang naik tetapi ada juga yang mengalami penurunan seperti, harga cabe merah keriting yang biasanya naik mengalami penurunan harga dari Rp. 35.000 menjadi Rp. 28.000 /Kg dan daging ayam boiler berdasarkan HAP sebesar Rp. 35.000 /Kg di pedagang Rp. 34.000. Untuk kedepan Maria berharap kenaikan ini segera diantisipasi oleh Bappanas dan Kementan agar Ketersediaan stok dan harga dapat stabil sehingga masyarakat bisa membeli harga pangan yang terjangkau.
Kunjungan kerja dilanjutkan mengunjung penggilingan padi Sripadi di Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.
“ Kami siap memasok 200 ton ke Bulog dengan usulan harga Rp. 11.000”ucap Haji Anis pemilik CV Sripadi. Haji Anis menyatakan kesiapannya menyuplai beras ke Bulog jika harga pembelian Bulog bisa mengikuti harga pasar, karena selama ini dia pun memasok sebesar 50% berasnya untuk Bulog sebelum harga naik.
Selama ini pasokan gabah diperoleh dari Karawang, Lampung dan Sumatera Selatan. Saat ini untuk yang sumatera dia tidak bisa lagi membeli karena PT. Wilmar sudah membeli terlebih dahulu.
Terkait permasalahan PT Wilmar Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan bahwa PT Wilmar ini bukan hanya mengolah berasa saja tetapi ada bekatul, sekam, menir dijual juga jadi turunannya banyak beda dengan penggilingan kecil, sehingga Wilmar bisa membeli gabah dengan harga yang relative tinggi dibandingkan pengepul lain.
“Saya sudah sarankan kepada PT. Wilmar untuk memilih memproduksi beras premium saja, jangan beras medium, biar penggilingan kecil saja, prinsipnya mereka setuju”ucap Sudin saat mengunjungi Pabrik beras PT Wilmar wilayah Serang.
Saat itu juga pimpinan PT Wilmar menyanggupi untuk memasok beras ke Bulog sebanyak 3.000 ton sebagai bentuk kerjasama awal.
Terkait persaingan harga ditingkatkan produsen,
Sudin sudah mengupayakan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) kepada pemerintah termasuk Bappanas mengingat harga pupuk, BBM naik, tetapi hal ini juga dapat menyebabkan inflasi.
Ini memang membuat dilema tetapi Sudin berupaya tahun depan ada perubahan, dan usulan tersebut bisa dibahas di Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Kebijakan Pangan agar dapat disahkan kenaikannya.
Sudin berharap jika HPP nanti naik mampu mendorong penyerapan gabah di Bulog sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP).