MONITOR, Bali – Menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan dilaksanakan bulan November tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementerian Pertanian) bersama dengan Pemerintah Provinsi Bali menggencarkan pelaksanaan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan vaksinasi Rabies.
“Kami berharap kegiatan vaksinasi ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai target”, ucap Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin pada acara pelatihan refresher petugas vaksinasi di Bali pada Kamis (20/10).
Pada kesempatan tersebut Nuryani menyampaikan, dalam rangka pengamanan wilayah Bali dari kasus rabies dan PMK, maka diperlukan strategi pengendalian dan pelaksanaan vaksinasi anjing, serta hewan ternak secara massal untuk mengurangi insidensi kasus pada hewan terutama menjelang pertemuan tingkat tinggi G20.
“Saat ini, Bali juga sedang fokus dalam percepatan dan peningkatan capaian vaksinasi PMK dengan target 80% (Hewan Rentan PMK (HRP) tervaksin,” ucapnya.
Menurutnya, Rabies dan PMK menjadi salah satu perhatian penting pemerintah khususnya menjelang perhelatan G20. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dan optimalisasi kegiatan vaksinasi dengan pembentukan, serta penguatan tim dalam pelaksanaan vaksinasi.
Lebih lanjut Nuryani mengatakan, pihaknya mendapatlan dukungan dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan ini dari Program Kemitraan Indonesia-Australia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) dan juga dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH).
“Mari kita saling bekerjasama dan saya harapkan semuanya dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini, sehingga memberikan manfaat dalam rangka optimalisasi penanggulangan rabies dan PMK di Bali,” ucap Nuryani.
Dalam kesempatan terpisah, John Leigh, Team Leader Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) menyampaikan, Pemerintah Australia melalui AIHSP mendukung Pemerintah Indonesia dalam pengendalian rabies dan PMK di Bali.
“Kami mendukung Pemerintah untuk memvaksinasi lebih dari 70% anjing di provinsi ini terhadap Rabies, persentase tersebut diperlukan untuk mengendalikan penyakit rabies secara efektif,” imbuhnya.
John Leigh berharap Provinsi Bali dapat menjadi ‘role model’, serta mendukung terciptanya kerjasama dan sinergi lintas sektor dalam penanganan penyakit zoonosis, seperti rabies dan PMK ke depan.
Sementara itu, disela-sela pelaksanaan vaksinasi, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Badung I Wayan Sunada, mengungkapkan, potensi ancaman penyebaran penyakit rabies masih ada, oleh karena itu pihaknya telah menerjunkan tim vaksinasi di seluruh kecamatan untuk mencegah masuknya virus rabies yang dibawa anjing liar maupun binatang peliharaan yang belum divaksin.
“Vaksinasi rabies mulai kita gencarkan lagi, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan, termasuk pada anjing-anjing liar,” ujarnya.
Ia sampaikan juga bahwa untuk mempertahankan wilayahnya tetap Zero Case PMK, maka Pemprov Bali terus melakukan upaya-upaya pencegahan, terutama dengan melakukan vaksinasi pada HRP.
“Kita akan pertahankan provinsi kami tetap Zero Case”, pungkasnya.