MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian fokus untuk memacu daya saing industri keramik sekaligus menahan laju impor produk keramik. Salah satu langkah strategis yang telah ditempuh adalah pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib untuk beberapa produk keramik serta kebijakan safeguard.
“Selain itu, dalam upaya pengembangan industri keramik, kebijakan terbaru adalah pemberian stimulus harga gas sebesar USD6/MMBTU. Terbukti dengan beberapa kebijakan yang telah diterbitkan, angka impor produk keramik mengalami penurunan,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Doddy Rahadi di Jakarta, Minggu (9/10).
Sejalan dengan kebijakan tersebut, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, sebagai salah satu unit kerja di bawah BSKJI Kemenperin, telahmenyelenggarakan webinar tentang SNI Ubin Keramik beberapa waktu lalu. Kegiatan ini mendapat antusiasme yang cukup baik, dengan dibuktikan jumlah peserta webinar sebanyak 223 orang yang berasal dari pelaku industri, akademisi dan praktisi.
“Sebagai institusi yang menangani produk keramik, kaca dan mineral nonlogam lainnya, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam memiliki kompetensi dalam bidang refraktori,” ungkap Doddy. Refraktori merupakan bahan yang hasil produknya digunakan sebagai pelapis untuk tungku, kiln, incinerator dan reaktor tahan api pada industri yang menggunakan panas tinggi pada prosesnya, seperti industri keramik, kaca dan pengecoran logam.
“Diperlukan kompetensi khusus untuk menangani layanan jasa terkait produk refraktori, terutama dalam hal instalasi dan inspeksi, di antaranya sertifikasi API 936,” ujar Doddy. Indonesia saat ini telah memiliki sumber daya manusia tersertifikasi API 936 sebanyak 15 orang, dengan lima diantaranya terdapat di BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam, Bandung.
Dalam upaya memaksimalkan kompetensi SDM tersebut, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam telah menyelenggarakan webinar tentang refraktori dan stonewool. Kegiatan ini melibatkan narasumber yang berasal dari praktisi dan industri refraktori, sertaahli dari BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam. Jumlah peserta yang mengikuti webinar tersebut mencapai 200 orang.
Sementara itu, dari segi kebijakan sertifikasi industri hijau, Kemenperin telah menerbitkan sebanyak 28 standar industri hijau melalui Peraturan Menteri Perindustrian, termasuk di antaranya standar industri hijau untuk produk ubin keramik, peralatan saniter dari keramik, kaca lembaran, kemasan dari kaca, kaca pengaman berlapis, kaca pengaman dipekeras dan perlengkapan rumah tangga dari tanah liat/keramik.
“BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam sampai saat ini telah menerbitkan sebanyak tujuh sertifikat Industri Hijau yang terdiri dari Industri ubin keramik dan kaca,” ungkap Kepala BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam, Azhar Fitri. Dengan penerapan standar industri hijau ini, tercatat beberapa industri keramik dapat melakukan efisiensi biaya sebesar kurang lebih Rp5 Miliar dari penurunan energi yang digunakan.
Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing industri, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam juga hadir sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan, konsultansi dan optimalisasi teknologi industri. Tugas dan fungsi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam ini telah melekat sejak satu abad yang lalu di bawah “Het Keramische Laboratorium”.
“BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam pada tahun ini telah mencapai usia satu abad,” tutur Azhar. Pada usia ke-100 tahun ini, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam akan mengadakan kembali kegiatan Temu Usaha Industri sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri dan bersinergi dengan industri.
“Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam yang selain memberikan informasi jasa layanan teknis juga sebagai salah satu sarana bagi pelanggan untuk memberikan masukan terhadap layanan yang telah diberikan,” paparnya.
Bertepatan dengan 100 tahun, kegiatan Temu Usaha Industri akan diselenggarakan selama dua hari dengan melibatkan lebih banyak stakeholder dan kegiatan yang lebih bervariasi seperti webinar layanan, FGD dan pameran industri.
“Momentum 100 tahun ini diharapkan menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan mineral nonlogam, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri dan berdaya saing di pasar global,” imbuhnya.