Jumat, 19 April, 2024

Indonesia Tawarkan Paradigma Baru di Sidang PBB ke-77

MONITOR, Washington – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menawarkan kepada dunia untuk membentuk paradigma baru sebagai solusi transformatif. Ini disampaikan Retno saat berbicara di Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-77, di New York, Amerika Serikat, Senin (26/9/2022) pagi waktu setempat.

“Indonesia menawarkan tatanan dunia yang berbasis paradigma baru. Paradigma win-win, bukan zero-sum. Paradigma merangkul, bukan mempengaruhi (containment). Paradigma kolaborasi, bukan kompetisi. Ini adalah solusi tansformatif yang kita butuhkan,” ujar Retno.

Saat ini, kata Retno, dampak pandemi masih memengaruhi kondisi ekonomi dunia yang masih kelam, perang yang bukan lagi sebuah kemungkinan tapi sebuah kenyataan, dan pelanggaran terhadap hukum internasional yang telah menjadi norma untuk kepentingan sebagian.

“Krisis pun datang silih berganti, dari pangan, energi, hingga perubahan iklim. Seharusnya dunia bersatu untuk mengatasinya, namun sayangnya, dunia justru terbelah, sehingga menyulitkan kita berupaya mengatasi kondisi ini,” terang Retno.

- Advertisement -

Lebih lanjut, Retno pun memaparkan sejumlah alasan pentingnya paradigma baru ini. Pertama, untuk menyalakan kembali spirit perdamaian.

Retno menjelaskan, paradigma baru ini dapat diawali dengan penghormatan terhadap hukum internasional. Prinsip kedaulatan dan integritas wilayah tidak bisa ditawar. Prinsip-prinsip ini harus senantiasa ditegakkan.

Selanjutnya, perlu ada penyelesaian masalah secara damai harus menjadi satu-satunya solusi untuk setiap konflik. Retno pun menambahkan, paradigma baru ini juga harus diterapkan untuk membuat terobosan dalam mengatasi isu Palestina dan Afghanistan.

“Indonesia akan terus bersama Palestina dalam perjuangkan kemerdekaannya, sedangkan untuk Afghanistan Indonesia berkomitmen membantu memperjuangkan hak dan akses pendidikan bagi perempuan di Afghanistan,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER