MONITOR, Jakarta – Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha, mengatakan setidaknya ada tiga alternatif mengenai BBM Subsidi. Alternatif pertama yakni menambahkan kuota BBM Subsidi hingga mencukupi sampai akhir tahun apabila pemerintah berkecukupan.
Kedua, melakukan pembatasan distribusi BBM subsidi karena belum efektif menyasar rakyat kurang mampu.
Ketiga menyesuaikan harga BBM bersubsidi dengan mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan masyarakat.
“Untuk ini sebenarnya badan usaha sudah menginisiasi pembatasan dengan pengguna mypertamina. Hanya saja, payung hukum dari pembatasan itu belum ada,” ujar Satya dalam diskusi yang digelar Partai Gelora, Rabu (24/8/2022).
Menurut Satya, sudah Rp502 triliun dana APBN untuk subsidi energi termasuk dengan kompensasi. Sedangkan tahun depan, subsidi energi ini juga ditekan hingga sekitar Rp302 triliun hingga akihr tahun.
“Bagaimana berupa untuk anggaran Rp502 triliun ini bisa sampai hingga akhir tahun,” kata mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR ini.
Semakin mengecilnya anggaran subsidi ini seiring kembalinya penerapan defisit anggaran menuju maksimal 3%. Dengan begitu, belanja diatur lebih ketat dengan mengedepankan penggunaan kendaraan listrik dan biofuel.
Kedepannya, lanjut Satya, penggunaan BBM fosil ini terus menurun. “Moda transportasi publik juga harus ditingkatkan, bila perlu gratiskan,” katanya.