Sabtu, 20 April, 2024

PB KOPRI PMII Gelar Asean Woman Interfaith Camp 2022

MONITOR, Jakarta – Bidang Hubungan Luar Negeri dan Jaringan Internasional Pengurus Besar Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (PB Kopri PMII) menggelar Asean Woman Interfaith Camp (AWIC) 2022 mengusung tajuk ‘Living Together in Peace’. Acara tersebut dihelat secara hybrid di hotel Acacia, Salemba, Jakarta Pusat, selama tiga hari Senin-Rabu (22-24/8/2022).

Ketua PB Kopri PMII Maya Muizzatil Lutfillah, menyampaikan AWIC 2022 adalah acara yang diselenggarakan oleh Bidang Hubungan Luar Negeri dan Hubungan Internasional Kopri PB PMII. Ia mengatakan, acara ini juga dilaksanakan untuk memperingati hari jadi ASEAN yang ke-55 dan HUT RI Ke-77.

“Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk menekankan dan menguatkan peran perempuan sebagai agen perdamaian dunia dan toleransi,” kata Ketua PB KOPRI PMII Maya Muizzatil Lutfillah Selasa (23/8).

Dikatakan Maya, perempuan adalah guru pertama bagi generasi penerus bangsa. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan, figur perempuan juga mengajari nilai-nilai moral kepada setiap anak di dalam keluarga.

- Advertisement -

“Perempuan adalah agen kasih sayang, mereka menyebarkan kasih sayang dan kebahagiaan dimanapun mereka berada, tidak hanya pada keluarganya, namun juga pada lingkungannya. Mereka peduli dan menjaga apapun di sekitarnya, tidak terbatas oleh suku, bangsa bahkan agama,” tutur Maya.

Karena, kata Maya, tidak ada agama yang mengajarkan kebencian. Semua agama mengajarkan cinta, kasih sayang, perdamaian, menghargai satu sama lain dalam perbedaan. “Kita tumbuh dengan cinta dan kasih sayang dari ibu kita. Perempuan sebagai ibu adalah guru spiritual pertama bagi anak-anaknya,” kata Maya.

Sementara, Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri mengapresiasi perhelatan AWIC 2022 yang dilaksanakan oleh PB Kopri PMII. Hal demikian merupakan sejalan dengan visi misi PB PMII hari ini yang menjadikan PMII mendunia.

“Ini merupakan agenda yang luar biasa karena memang menjadi tema utama PMII hari ini. PMII mendunia sebagai bentuk globalisasi PMII di tingkat mancangera,” ujar Abe, sapa akrabnya.

Kendati demikian, Staf khusus Kementerian Agama RI Abdul Rochman, turut memberikan apresiasi gelaran acara yang digelar oleh PB Kopri PMII. Sebagai negara yang majemuk, ia mengatakan bahwa moderasi beragama sangat penting dilakukan untuk merekat hubungan masyarakat dalam bernegara dan berbangsa.

“Moderasi beragama pada hakikatnya ber-Indonesia, dan ber-Indonesia pada hakikatnya moderasi beragama. moderasi beragama bisa menjadi sarana mewujudkan kehidupan yang berbangsa dan bernegara yang harmonis, damai, dan toleran serta menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju,” tutur Cak Adung, sapa akrabnya.

Kata Cak Adung, Indonesia adalah negara yang majemuk. Tidak ada negara se-majemuk seperti Indonesia. Sebuah negara yang berdiri diatas ribuan pulau, terdiri dari 1331 suku. Kemudian bahasa yang sangat banyak juga terdapat enam agama. Disamping itu juga ada keyakinan lokal, ras dan dialektika bahasa yang beragam. Hal tersebut merupakan warisan leluhur yang harus dijaga keharmonisannya.

“Kita sebagai warga Indonesia diharuskan bersyukur. Karena selama berabad-abad telah diwariskan suatu kondisi kehidupan yang damai dan harmonis meskipun dengan kondisi yang majemuk,” tandas Cak Adung.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER