MONITOR, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pada semester I tahun 2022 ini, APBN menunjukkan kinerja positif. dimana, pendapatan negara tumbuh signifikan karena dampak positif pemulihan ekonomi yang makin kuat.
Sementara belanja negara, dikatakan Sri Mulyani, tetap terkendali untuk melindungi masyarakat lewat subsidi, kompensasi, juga perlinsos.
“Meski risiko global makin meningkat dan terus berlanjut, Indonesia tetap diakui sebagai satu dari sedikit negara yang resilien dalam menghadapi pandemi dan krisis global,” ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat (29/7/2022).
Terhitung hingga Juni 2022, inflasi Indonesia berada pada tingkat 4,4% (yoy), relatif lebih rendah dibandingkan banyak negara lain, seperti Amerika, UK, dan Eropa yang inflasinya sudah mencapai 8%-9% (yoy).
Sri Mulyani menambahkan bahwa pemulihan ekonomi juga semakin kuat sejalan dengan aktivitas masyarakat yang kembali normal. Kinerja sektor eksternal Indonesia yang cukup kuat ikut mendukung. Neraca perdagangan kembali melanjutkan tren surplusnya.
“Ekspor di bulan Juni tumbuh tinggi sebesar 40,7% (yoy), sementara impor tumbuh positif sebesar 22,0% (yoy) yang didominasi oleh jenis barang input (bahan baku dan barang modal),” terangnya.
Dari segi postur, APBN emester I 2022 mencatatkan surplus sebesar Rp73,6 T (0,39% terhadap PDB) dan surplus keseimbangan primer sebesar Rp259,7 T. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang defisit sebesar Rp283,1 T.
“Kinerja positif mendorong pemulihan ekonomi ini juga perlu dukungan dari semua daerah. Meski kinerja pemungutan pajak daerah mengalami peningkatan 9,2% (yoy), belanja APBD perlu diakselerasi agar lebih optimal untuk melindungi masyarakat,” pungkasnya.