Selasa, 19 Maret, 2024

Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia Usai, Gus Hilmy: Sudah Sesuai Cita-Cita UUD NRI 1945

MONITOR, Jakarta – Presiden Joko Widodo telah melakukan misi perdamaian denganmengunjungi dua negara yang tengah berkonflik, yaitu Ukrainadan Rusia. Langkah yang ditempuh oleh Presiden Jokowi inidianggap tidak efektif oleh sebagian pihak. Pasalnya, setelahkunjungan tersebut, Rusia masih melancarkan serangan keOdessa, Ukraina. 

Meski demikian, langkah Presiden Jokowi mendapatkan banyakapresiasi. Di antaranya dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. Menurutnya, langkah orang nomor satu di Indonesia itu sudah tepat karenamerupakan bagian dari impelentasi nilai-nilai yang terkandungdalam UUD NRI 1945.

“Langkah Presiden sudah tepat dan sesuai dengan nilai-nilaikemanusiaan. Beliau sangat memahami dan menjunjung tinggiUUD NRI 1945 yang di dalamnya menyatakan bahwa Indonesia harus berperan dalam mewujudkan perdamaian dunia. Itu dasarhukum negara kita. Dan Presiden mempraktikkannya dengansangat baik,” ujar anggota Komite I DPD RI tersebut kepadamedia pada Sabtu (2/7/2022) malam.

Pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut menambahkan, yang terpenting adalah usahanya. Mengenai hasilnya, Gus Hilmytersebut mengajak seluruh masyarakat mendoakan perdamaianitu terwujud.

- Advertisement -

“Seluruh masyarakat, kami harap turut mendukung langkahPresiden ini. Hasil itu nomor dua, yang penting sudahdiusahakan maksimal. Semoga dunia bisa kembali berdamai,” ujar Senator asal Yogyakarta itu.

Gus Hilmy juga mengingat bahwa apa yang dilakukan PresidenJokowi bukan untuk kepentingan Indonesia, melainkan untukperdamaian dunia. Gus Hilmy pun optimis, bahwa nantinyaperdamaian dapat terwujud.

“Kita bisa melihat bagaimana antusiasme Presiden Putin ataskedatangan Presiden Jokowi, sehingga menghasilkan berbagaikesepakatan. Keduanya tampak lebih mesra dibandingpemimpin negara lain, karena Presiden Jokowi tulus denganproposalnya,” kata pria yang juga Katib Syuriah PBNU tersebut. 

Selain itu, Gus Hilmy juga mengajak negara-negara lain mengikuti langkah Presiden Indonesia ini. Sejauh ini masih adanegara-negara yang sengaja membuat suasana di antara keduanegara tersebut semakin panas. 

“Kita dari Indonesia mengajak negara-negara lain jugamengikuti langkah Presiden kita ini. Jangan justru membuatsemakin panas dengan keberpihakan dan sokongan senjata. Kita tahu, apa kepentingan mereka dalam berpihak. Kita akan dapatmelihat peradaban dunia yang indah jika para pemimpin duniadapat bersikap seperti Presiden kita dalam mewujudkanperdamaian. Kalau tidak bisa membuat perdamaian, setidaknyajangan memancing peperangan terus terjadi,” ajak Gus Hilmy.

Melihat sejarah, perdamaian dalam peperangan tidak serta-mertadapat terhenti seketika meski sudah ada pihak yang berusahamendamaikan. Kedua kepala negara yang berkonflik harusbertemu dan membuat kesepakatan.

Hal ini pulalah yang terjadi antara Indonesia dengan Belandadulu. Kedua negara bertemu dan menandatangi perjanjiankedaulatan hingga akhirnya Indonesia benar-benar terlepas daripenjajahan dan perang pun berakhir. 

Demikian pula dengan Rusia dan Ukraina. Dengan PresidenJokowi mendatangi sekaligus mengundang langsung keduapresiden yang tengah berkonflik tersebut, ada harapan G20 menjadi momentum duduk bersama untuk membicarakanperdamaian.

“Terjadinya perang itu tidak seketika, proses perdamaiannyademikian juga. Tidak akan mudah dan memerlukan waktu yang tidak singkat, akan tetapi masa depan perdamaian terlihat lebihcerah dan mudah. Di antaranya persetujuan Putin soal distribusipangan. Oleh karena itu, kita tunggu, momentum pentingIndonesia menunjukkan perannya dalam mewujudkanperdamaian dunia menjelang akhir tahun ini,” tutup Gus Hilmy.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER