Direktur Eksekutif LSAK, Ahmad aron hariri. (foto: istimewa)
MONITOR, Jakarta – Peneliti Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK), Hariri, mempertanyakan bentuk keseriusan pemerintah untuk menyelesaikan kasus BLBI. Ia menilai ketidakseriusan pemerintah terlihat dari capaian target penyelesaian piutang negara di kasus BLBI sebesar 110.4 Triliun, belum juga mencapai setengahnya.
“Sayangnya dengan masa tugas yang hanya kurang dari 18 bulan lagi (merujuk Keppres No.6/2021), sepertinya mustahil target penyelesaian kasus BLBI akan tercapai,” kata Hariri dalam keterangannya, Kamis (23/6/2022).
Ditekankan dia, Pemerintah perlu lebih mensupport kerja satgas BLBI lewat penambahan anggaran yang efektif. Sebab menurutnya, Satgas BLBI yang selama ini tidak punya anggaran khusus adalah ciri pemerintah tidak serius dalam penyelesaian kasus BLBI.
“Saat ini genap setahun lalu satgas BLBI terbentuk. Capaian satgas BLBI mencatat total nilai aset yang berhasil diamankan per 22 Juni adalah mencapai Rp22,67 triliun,” terangnya.
Menurut Hariri, upaya pengembalian hak piutang negara dari para debitur tidak bertanggungjawab sangat penting sebagai bagian dari pemasukan negara di tengah tekanan APBN untuk kesehatan, pendidikan, pangan dan lainnya yang belum maksimal
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abidin Fikri mendorong akselerasi pembangunan gedung…
MONITOR, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menyampaikan terima kasih kepada…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher menyoroti data dari Kementerian…
MONITOR, Jakarta - Kurang lebih 1560 santri pesantren se-Indonesia, ikut ambil bagian memperebutkan Beasiswa Indonesia…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyikapi rencana Pemerintah yang membuka peluang bagi…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama berbagi kabar baik untuk para guru mata pelajaran (mapel) Pendidikan…