MONITOR, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Indonesia saat ini tengah berproses sangat signifikan terkait kesetaraan gender. Berdasarkan data statistik BPS, 53% dari keseluruhan tenaga kerja di Indonesia merupakan perempuan.
Padahal ketika pandemi Covid-19 berlangsung, kata Sri Mulyani, kalangan perempuan terkena dampak yang jauh lebih parah.
“Sebuah study McKinsey Global Institute mengatakan, apabila dunia tidak menyelesaikan permasalahan gender pada masa pandemi ini, GDP secara global dapat turun hingga $1 triliun,” ujar Sri Mulyani saat menghadiri B20 Side Event: Women in Business Action Council, belum lama ini.
Namun kata Sri Mulyani, sebanyak 62% dari tenaga kerja tersebut berada di sektor informal. Padahal, tingkat inklusi keuangan wanita di Indonesia lebih tinggi 5% daripada laki-laki.
“Ini menjadi tugas pemerintah yang selaras dengan agenda pembangunan nasional. Presiden Jokowi sendiri menargetkan pengentasan kemiskinan absolut pada tahun 2024, dimana pada konteks ini peran wanita menjadi sangat penting,” jelasnya.
Menurut Sri Mulyani hal tersebut tidaklah mudah, namun ia berharap inklusi finansial akan mengakselerasi Indonesia mengurai masalah tersebut khususnya bagi kaum wanita.
“Karena bila kita berinvestasi pada wanita, kita berinvestasi pada masa depan bangsa,” pungkasnya.