MONITOR, NTB – Poktan Benang Setokel, yang berada di Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, merupakan salah satu poktan yang beruntung mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan untuk pengembangan Agens Pengendali Hayati (APH) melalui kegiatan P4.
Poktan ini telah berhasil melakukan eksplorasi baik APH maupun bahan yang berpotensi menjadi pestisida nabati. Dari eksplorasi tersebut, mereka mendapatkan beberapa jenis APH, antara lain; Trichoderma, sp. dan Metharizium spp. Eksplorasi baik jamur antagonis maupun entomopatogen ini dilakukan petani dengan didampingi oleh staf Laboratorium Pengamatan Hama Dan Penyakit (LPHP) serta petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) setempat.
Trichoderma sp. telah diaplikasikan oleh anggota poktan tersebut pada saat pengolahan tanah dalam bentuk trichokompos, sedangkan Trichoderma berbentuk cair disemprotkan ke pertanaman padi saat tanaman padi berumur 7 hst pada lahan seluas 5 hektar. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan OPT.
Sapi’in, Ketua Poktan Benang Setokel mengungkapkan APH ini sangat bermanfaat untuk petani kelompok tani benang setokel dan di harapkan dapat di kembangkan lagi APH dari bahan-bahan yang lain nya.
“keinginan anggota poktan untuk dapat mengeksplorasi potensi APH lain terutama dari golongan bakteri” ungkap Sapiin
Yusuf Kabid Prasarana Dinas Pertanian Provinsi NTB menerangkan Dinas Pertanian Provinsi sangat mendukung kegiatan pengembangan APH ini salahsatunya membantu memfasilitasi kekurangan sarana yang diperlukan petani.
“Dinas Pertanian Provinsi juga telah bekerjasama dengan Poktan Benang Setokel dalam penyediaan Trichokompos sebanyak 10 ton dan pestisida nabati 100 liter yang akan dipenuhi oleh poktan secara bertahap. APH dan pestisida nabati ini kami gunakan sebagai bahan pengendali OPT pada komoditas hortikultura” terang Yusuf
Sementara itu Irwan staf Balai Perlindungan Tanaman Pangan Provinsi NTB menjelaskan Semangat poktan ini memang sangat perlu diapresiasi. Oleh karena itu, bimbingan teknis terus kami lakukan bersama staf LPHP maupun petugas POPT setempat.
“Kami sangat mengapresiasi kelompok tani Setokel ini dalam mengembangkan dan memanfaatkan APH serta menerapkan prinsip PHT sehingga keseimbangan agroekosistem terjaga dan melatih petani mandiri” jelas Irwan
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Takdir Mulyadi juga mengapresiasi Semangat petani dalam melakukan eksplorasi semoga tetap terjaga, sehingga pengembangan dan pemanfaatan APH untuk mengendalikan OPT dapat memasyarakat
“Semoga ini bisa di kembangkan dan di terapkan di wilayah lain Sehingga dapat memberikan keuntungan lebih bagi para petani dan kesehatan lahan juga dapat terjaga” tegas Takdir
Di akhir Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi berpesan kepada semua jajaran kementan baik di pusat dan daerah terus memberikan sosialisasi dan pendampingan terus sehingga pengendalian OPT dengan aplikasi APH ini dapat masiv di terapkan di seluruh Indonesia.
“Seseuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo semua jajaran pertanian harus terus berinovasi dalam segala hal. Salah satunya dalam pengendalian OPT, kedepan pengendalian OPT menggunakan bahan-bahan alami selain dapat menjaga kondisi lahan tetap sehat dan dapat mengurangi biaya produksi” tutup Suwandi